Djadi Galajapo dan Meliana Rayakan HUT Ke-35 Pernikahan dengan Gerakan Donor Organ

Rabu 22-10-2025,22:55 WIB
Reporter : Ilmi Bening
Editor : Indria Pramuhapsari

HARIAN DISWAY - Djadi Galajapo yang punya nama asli Sudjadi merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) yang ke-35 pernikahannya dengan Meliana Prastianingsih. Lain daripada yang lain, ia menandai anniversary pernikahan dengan melakukan donor organ. 

Deklarasi itu ia lakukan bersama sang istri di kediaman mantan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi). Lokasinya ada di Jalan Kutai Utara I, Sumber, Banjarsari, Solo.

“Saya melihat donor organ ini kan untuk Indonesia, masih jauh dengan negara-negara tetangga kita. Saya mendeklarasikannya pada 21 Oktober 2025 sebagai syukuran hari pernikahan ke-35,” ungkap Djadi kepada Harian Disway Selasa, 21 Oktober 2025.

Djadi adalah juara lomba lawak di Jawa Pos pada 1992. Nama Galajapo merupakan singkatan dari Gabungan Lawak Juara Jawa Pos.

BACA JUGA:Pesan Toleransi di Perayaan 58 Tahun H.M Cheng Hoo Djadi Galajapo

BACA JUGA:Robets Bayoned dan Djadi Galajapo Jenguk Maestro Ludruk Cak Sapari


DJADI GALAJAPO rutin melakukan kegiatan donor darah.-- Djadi Galajapo

Djadi berpegangan pada prinsip “Hidup Donor Darah, Mati Donor Organ”. Artinya, hidup dan mati bermanfaat buat orang lain. Sejauh ini, ia pernah 125 kali mendonorkan darahnya.

Bagi Djadi, konsep perayaan ulang tahun pernikahan kali ini haris beda. Tiap tahun, ia memang selalu mengangkat tema yang berbeda. 

Di HUT pernikahan sebelumnya, Djadi meluncurkan Gerakan Takut Dosa. Prinsip gerakan tersebut adalah mengingatkan kepada manusia agar tidak berbuat dosa kepada alam.

BACA JUGA:Kakanwil Kemenkum Jatim Ikuti Donor Darah Peringati Hari Bakti Pemasyarakatan

BACA JUGA:Peringati Bulan K3, Kidzania Surabaya Gelar Donor Darah

“Itu tentang kita bisa menjaga dan merawat lingkungan. Kalau dalam ajaran Hindu itu ada Tri Hita Karana,” tambahnya. Tri Hita Karana melambangkan hubungan dengan manusia, alam, dan Tuhan.

Djadi juga pernah melancarkan gerakan WARAS (Wani Rasional) supaya tidak terkena khurafat, yaitu semacam dogma pembodohan dan pembohongan. Mengutip dari laman resmi Muhammadiyah, khurafat adalah cerita atau keyakinan yang bercampur dengan dusta.

“Saya tahu semua tentang ajaran-ajaran atau kepercayaan yang menyimpang itu, seperti minum air kencing unta, minum ludahan kiai, atau misalnya makan makanan kiai," ujarnya.

Kategori :