Prabowo Tetapkan 3 Prioritas Nasional, Surabaya Bisa Jadi Role Model Ketahanan Pangan Urban

Jumat 24-10-2025,13:48 WIB
Reporter : Agustinus Fransisco

Surabaya bisa menjadi contoh, tapi apa peran Surabaya? Menurut Fathoni, Kota Pahlawan bisa jadi role model nasional dalam mendukung ketahanan pangan.

Caranya, dengan manfaatkan lahan di kawasan timur, yakni di aera Rungkut, Gunung Anyar, Morokrembangan. Wilayah itu masih memiliki ruang untuk pertanian perkotaan dan tambak produktif.

Kedua, lakukan diversifikasi pangan. Jangan hanya fokus pada beras. Tanaman seperti semanggi, khas Surabaya, bisa dikembangkan karena cocok dengan lahan sempit dan iklim lokal.

Yang tak kalah penting adalah inovasi teknologi. Fathoni menyoroti peran Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) Surabaya, yang akan mengelola anggaran sekitar Rp54 miliar di 2026.

"Anggaran itu harus dipakai untuk menjembatani riset kampus dengan kebijakan pemkot," ujarnya.

Contohnya, penelitian mahasiswa Universitas Negeri Surabaya (Unesa) tentang penggunaan AI untuk ukur kualitas air tambak di Morokrembangan.

Teknologi tersebut bisa deteksi dini penyakit udang dan bandeng, tanpa harus uji laboratorium mahal. "Penelitian itu akan masuk Pimnas November nanti. Kalau berhasil, bisa langsung diadopsi di seluruh kawasan perikanan Surabaya," katanya.

BACA JUGA:Moroseneng Berdenyut Lagi, DPRD Surabaya Desak Pemkot Bergerak!

BACA JUGA:Politik di Era Digital ala Pimpinan DPRD Surabaya Arif Fathoni: Scroll, Klik, dan Pertanggungjawaban

Namun, inovasi tidak cukup jika infrastruktur tidak mendukung. Fathoni meminta Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya memperbaiki akses jalan ke tambak-tambak warga.

"Petani dan nelayan butuh jalan bagus untuk distribusi benih dan hasil panen. Kalau jalan rusak, biaya naik, harga jual turun. Mereka rugi," tegasnya.

Ia ingin Pemkot serius, tidak hanya bicara ketahanan pangan, tapi juga memastikan petani dan nelayan punya akses, modal, dan pasar.

Fathoni menegaskan, urusan pertahanan militer memang kewenangan pusat. Tapi ketahanan pangan adalah tanggung jawab daerah. "Wali kota harus jamin warganya tidak kelaparan, meski dunia sedang krisis," katanya.

Karena kemandirian pangan bukan soal cadangan beras di gudang. Itu soal sistem, teknologi, dan keberlanjutan.

Dan jika Surabaya bisa membangun sistem itu dengan baik, dengan kolaborasi kampus, inovasi teknologi, dan kebijakan pro-petani, maka Surabaya bukan cuma siap menghadapi krisis, tapi akan menjadi pelopor ketahanan urban di Indonesia. (*)

Kategori :