Di jantung pertahanan, Trevoh Chalobah terlihat kuat dalam duel udara namun rapuh saat menghadapi serangan cepat di tanah. Koordinasinya dengan rekan setim kerap longgar, membuat lini belakang Chelsea mudah ditembus saat Sunderland menaikkan intensitas.
Josh Acheampong memperlihatkan keberanian untuk membawa bola keluar dari belakang, namun kerap terlalu lama menahan bola dan tidak segera menyalurkannya ke depan.
Keputusan-keputusannya membuat rekan setim frustrasi, dan setelah sempat melakukan satu blok penting untuk menggagalkan tembakan Granit Xhaka, ia akhirnya digantikan oleh Tosin Adarabioyo.
Di sisi kiri, Marc Cucurella tampil penuh energi dan determinasi khasnya, tetapi sering kali terlalu agresif hingga meninggalkan ruang kosong di belakangnya. Tidak ada keseimbangan antara semangat menyerang dan kewaspadaan bertahan.
BACA JUGA:Prediksi Skor Chelsea vs Ajax: The Blues Bidik Tiga Poin di Depan Publik Sendiri
BACA JUGA:Rating Pemain Chelsea Usai Kalahkan Nottingham Forest 0-3: Reece James dan Pedro Neto Bersinar
Hasilnya, setiap kali Sunderland melakukan serangan balik, lini belakang Chelsea tampak panik dan tidak siap.
Masalah yang sama terlihat di lini tengah, di mana Chelsea menguasai bola tanpa benar-benar tahu apa yang harus dilakukan dengannya.
Moises Caicedo bekerja keras untuk menutup ruang dan memotong aliran bola lawan, namun kontribusinya saat tim menguasai bola nyaris tak terlihat. Ia terlalu berhati-hati dan lebih sering memilih umpan aman ke belakang daripada mencoba membangun progresi ke depan.
Enzo Fernandez juga tak banyak membantu. Meski sempat mengirimkan beberapa bola mati yang berbahaya, ia gagal menembus pertahanan rapat Sunderland dari permainan terbuka. Kreativitas yang diharapkan dari seorang gelandang top tak terlihat sama sekali.
Joao Pedro, yang ditempatkan lebih maju untuk menopang serangan, juga tak mampu memberikan perubahan berarti. Ia kehilangan koneksi dengan lini depan, bergerak tanpa arah, dan akhirnya ditarik keluar setelah gagal menjalankan perannya.
Alejandro Garnacho berselebrasi bersama Pedro Neto dan Joao Pedro usai Chelsea unggul 1-0 atas Sunderland, lanjutan pekan kesembilan Liga Inggris 2025/2026, Sabtu 25 Oktober 2025--Getty Images
Satu-satunya sinar di antara kegelapan permainan Chelsea datang dari Garnacho. Pemain muda asal Argentina itu tampil percaya diri, berani menantang lawan, dan mencetak gol cantik untuk membuka keunggulan.
Namun begitu ia ditarik keluar di babak kedua, daya gigit Chelsea hilang seketika. Pedro Neto mencoba mengambil alih peran kreator, tapi Sunderland terlalu disiplin untuk dibiarkan tertembus.
Neto akhirnya kehilangan pengaruh sebelum digantikan oleh Andrey Santos, sementara Marc Guiu di lini depan benar-benar tenggelam. Dihadang mantan rekan setimnya Dan Ballard, Guiu tak punya ruang untuk bergerak dan hampir tidak menyentuh bola sebelum akhirnya diganti oleh Jamie Gittens.
Ketika peluit akhir berbunyi, yang tersisa hanyalah rasa frustrasi dan kebingungan. Chelsea mungkin mendominasi penguasaan bola, tetapi penguasaan tanpa arah hanyalah ilusi.