Kenapa Trick or Treat? Tradisi yang Masih Bertahan Hingga Sekarang

Rabu 29-10-2025,22:02 WIB
Reporter : Mutia Putri Syahira
Editor : Indria Pramuhapsari

HARIAN DISWAY - Setiap 31 Oktober, anak-anak di berbagai belahan dunia merayakan Halloween dengan tradisi kuno Trick or Treat. Mereka berkeliling dari rumah ke rumah sembari membawa wadah untuk mengumpulkan permen. 

Kemeriahan Halloween memang tidak hanya pesta kostum. Mewarisi dan melestarikan tradisi yang sudah bertahan selama sekitar 2.000 tahun adalah hal yang menarik. 

Berakar dari Festival Samhain


SAMHAIN dan tradisi souling terus diwariskan dari generasi ke generasi dengan penyesuaian di sana-sini. -freepik-

Trick or Treat berakar dari Festival Samhain yang dikembangkan Suku Celtic di kawasan yang kini dikenal sebagai Irlandia dan Inggris utara.

Festival itu dipercaya juga didatangi roh-roh dari dunia lain. Maka, manusia menyamar dengan kostum untuk menyaru dengan roh-roh itu. 

BACA JUGA:5 Film Horor yang Seru Ditonton Saat Halloween!

BACA JUGA:Inspirasi 5 Kostum Halloween dari Film Animasi yang Mudah Ditiru

Pada masa pertengahan, muncul tradisi souling di Inggris dan Irlandia. Anak-anak atau orang miskin akan mengunjungi rumah-rumah untuk meminta kue atau hadiah kecil sebagai imbalan doa arwah.

Tradisi kostum dan mendatangi rumah orang lain dengan "imbalan" permen baru populer di Skotlandia dan Irlandia pada akhir abad ke-19.

Di sana anak-anak akan berdandan dan mengunjungi tetangga sambil menyanyikan lagu atau membacakan syair. Sebagai imbalan, anak-anak itu mendapatkan makanan. Jika tidak ada imbalan yang diberikan, anak-anak itu akan mengutuk si empunya rumah. Itulah esensi Trick or Treat. 

Teriakan trick or treat! tercatat pertama kali di Amerika Utara pada 1917. Tepatnya, di Ontario, Kanada. Namun praktik itu baru populer di Amerika Serikat dan Kanada pada dekade 1920-an hingga 1930-an. 

BACA JUGA:Wajib Coba! 5 Nail Art Halloween 2025 yang Bikin Tampilan Makin Unik

BACA JUGA:5 Ide Cosplay Halloween Kreatif dan Murah, Tetap Standout!

Faktor yang Membuat Tradisi Bertahan


TRADISI yang mudah diadaptasi dan menyenangkan bagi anak-anak itu dengan cepat menjalar ke seluruh dunia. -freepik-

Mengapa Trick or Treat masih bertahan hingga kini? Jawabannya ternyata sederhana. Alasan pertama adalah karena tradisi tersebut sangat mudah diadaptasi dan menyenangkan bagi anak-anak.

Menggunakan kostum, mengunjungi rumah tetangga, dan menerima hadiah kecil merupakan kesenangan bagi anak-anak.

Alasan yang kedua adalah nostalgia dan kebersamaan. Aktivitas itu bisa dilakukan oleh semua orang dalam komunitas dan tidak ada yang menjadi sedih karena aktivitas tersebut. 

Seiring waktu, Trick or Treat menyatu dengan budaya populer dan komersial. Produksi massal permen, dekorasi Halloween, dan kampanye penggalangan dana seperti Trick or Treat for UNICEF turut memperkuat keberadaannya.

BACA JUGA:5 Prompt Gemini Nano Banana, Hasilkan Foto Seram untuk Rayakan Halloween

BACA JUGA:5 Film Kartun Halloween yang Cocok dan Aman untuk Ditonton bersama Anak-anak!

Tradisi itu dimulai pada 1950 di Philadelphia. Itu menjadi untuk mengumpulkan dana bagi anak-anak yang kurang beruntung sambil berdandan dan berkeliling rumah ke rumah. 

Lingkungan perumahan modern yang dilengkapi trotoar, lampu jalan, dan komunitas yang relatif aman, menjadikan tradisi ini cocok untuk anak-anak.

Keamanan yang lebih baik dibanding masa lalu turut mendukung aktivitas malam hari seperti ini menjadi bagian tak terpisahkan dari Halloween. 

Walaupun sudah banyak diadaptasi, beberapa elemen asli masih terlihat: kostum yang menakutkan atau aneh, tugas meminta hadiah dari tuan rumah, dan suasana malam yang sedikit seram tapi tetap fun.

BACA JUGA:Halloween 31 Oktober, Berbagai Negara Merayakannya dengan Unik

BACA JUGA:5 Outfit Halloween Murah Meriah, Dari Kuntilanak sampai Freddy Krueger

Hal inilah yang membuat trick or treat tidak hanya sebagai aktivitas anak-anak semata, melainkan pengalaman sosial yang memadukan tradisi, permainan dan kebersamaan.

Fenomena Trick or Treat di Indonesia

Di Indonesia pun, meskipun tidak sepopuler di Amerika atau Eropa, fenomena ini dikenal di kawasan perkotaan dan perumahan yang merayakan Halloween.

Penggunaan kostum, dekorasi rumah dan anak-anak yang datang berkeliling rumah ke rumah meminta permen mulai menjadi bagian dari suasana malam Halloween.

Namun, tradisi ini juga pernah dianggap kontroversial karena potensi vandalisme atau keamanan anak-anak di malam hari.

BACA JUGA:30 Link Twibbon Hari Halloween 2024 Unik untuk Dibagikan di Media Sosial

BACA JUGA:50 Ucapan Happy Halloween 2024 dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris Untuk Media Sosial

Beberapa kota pun lantas menetapkan aturan ketat. Misalnya jam khusus atau pengawasan orang tua untuk memastikan kegiatan berjalan aman dan tertib. 

Trick or Treat bertahan karena mampu menggabungkan akar budaya kuno, praktik keagamaan, kebersamaan komunitas, dan unsur rekreasi yang disukai banyak orang.

Dengan kata lain, anak-anak hanya mencuri perhatian dengan kostum dan permen, tetapi tradisi di baliknya punya sejarah panjang dan makna sosial yang mendalam.

Saat Anda mendengar trick or treat! dan membuka pintu dengan senyum, Anda bukan hanya memberi permen melainkan meneruskan sebuah warisan yang telah melintasi abad dan benua. (*)

*) Mahasiswa magang dari Prodi Ilmu Komunikasi, Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Kategori :