Fenomena itu juga menegaskan bahwa budaya minoritas dapat menjadi jembatan diplomasi budaya. Busana Lisu bukan sekadar pakaian. Ia adalah representasi identitas, ekonomi kreatif, dan inovasi teknologi. Dari desa terpencil ke catwalk Paris, narasi tentang Lisu mengglobal tanpa kehilangan akar budayanya.
BUSANA WARNA-WARNI yang dipakai perempuan Lisu ini menarik perhatian perhatian para jurnalis.-Doan Widhiandono-
Efek lain yang terasa: wisata budaya meningkat. Ribuan pengunjung datang setiap tahun untuk menyaksikan kerajinan, belajar teknik tenun, dan membeli produk kreatif.
Lewat kunjungan itu, saya mencatat bahwa soft diplomacy yang dimainkan Tiongkok memang menjulur ke berbagai ranah. Lisu menunjukkan kemampuan komunitas minoritas Tiongkok untuk beradaptasi, mempertahankan akar budaya, dan mengambil peran pada panggung dunia. (*/bersambung)