Mengenal Makna di Balik Chongyang Festival, Keberkahan dalam Double Ninth

Mengenal Makna di Balik Chongyang Festival, Keberkahan dalam Double Ninth

Ilustrasi warga Tiongkok merayakan Chongyang Festival tiap tanggal sembilan bulan kesembilan.-@chinese_hanfu-Instagram

HARIAN DISWAY - Pada penanggalan tradisional Tiongkok, tanggal sembilan bulan sembilan dikenal sebagai Chongyang Festival atau Double Ninth Festival.

Meski telah dirayakan satu bulan lalu, perayaan itu menarik untuk disimak. Sebab, sarat makna filosofis. Juga nilai budaya yang diwariskan turun-temurun.

Dalam pandangan masyarakat Tiongkok kuno, angka ganjil dianggap sebagai yang. Melambangkan energi positif atau maskulin.

Sementara angka genap dikaitkan dengan yin, energi negatif atau feminin. Menurut kitab klasik I Ching (Kitab Perubahan), angka sembilan merupakan angka yang tertinggi.

BACA JUGA:Teknologi Digital Hidupkan Kembali Tembok Kota Kuno Xi’an di Tiongkok

BACA JUGA:Wuju Opera, Seni Panggung Klasik yang Bangkitkan Tradisi Tiongkok di Kancah Dunia

Karena baik bulan maupun tanggal pada hari itu sama-sama bernilai sembilan, maka disebut “Chongyang”. Yang berarti “Double Yang”. Hari tersebut dipercaya membawa energi positif yang mencapai puncaknya.

Selain itu, dalam bahasa Tionghoa, pengucapan “double ninth” (jiu jiu) terdengar mirip dengan kata yang berarti “panjang umur”.

Karena itu Chongyang Festival juga dipandang sebagai hari keberuntungan. Melambangkan umur panjang, kesehatan, dan kebahagiaan.

Sejak masa lampau, masyarakat Tiongkok memiliki kepercayaan bahwa mendaki tempat tinggi pada hari Chongyang dapat mengusir nasib buruk. Sekaligus mendatangkan kedamaian dan umur panjang.


Mendaki gunung saat Chongyang Festival dianggap membawa keberuntungan.-@chinese_hanfu-Instagram

BACA JUGA:Harta Seni Tiongkok yang Hilang Akhirnya Kembali, Koleksi Lukisan dan Kaligrafi Langka Dipamerkan di Shanghai Museum

BACA JUGA:Bagua Zhang, Filosofi Seni Bela Diri dari Tiongkok yang Mengalir Seperti Naga

Dari kepercayaan tersebut, muncul berbagai tradisi khas. Seperti mendaki gunung, meminum teh krisan, serta menikmati keindahan panorama musim gugur.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: china daily