Kenapa Ini Penting untuk Semua Orang?
Digital burnout bukan hanya masalah bagi mahasiswa atau pekerja kantoran. Siapa pun yang terlalu sering berinteraksi dengan layar entah untuk bekerja, belajar, atau sekadar hiburan berisiko mengalaminya.
Studi menunjukkan bahwa mahasiswa yang menggunakan smartphone untuk mengakses internet lebih banyak punya tingkat digital burnout yang lebih tinggi dibandingkan yang hanya menggunakan desktop/laptop.
Jika tidak diwaspadai, digital burnout bisa mengganggu performa akademik, kualitas tidur, kesehatan fisik, dan kesejahteraan mental secara keseluruhan.
BACA JUGA:Doomscrolling: Maraknya Informasi Negatif di Media Sosial, Picu Gangguan Mental
BACA JUGA:Nomophobia, Ketergantungan Ponsel di Era Digital yang Perlu Diwaspadai
Langkah-langkah Mencegah & Menangani
Beruntung, ada beberapa cara yang bisa kamu coba untuk menjaga diri dari digital burnout:
-
Atur batasan jelas antara waktu digital dan waktu offline. Contoh: tetapkan jam tertentu untuk istirahat dari layar.
-
Prioritaskan aktivitas fisik ringan atau relaksasi yang tidak melibatkan perangkat digital, seperti stretching atau jalan santai.
-
Ciptakan lingkungan bebas digital sesekali, misalnya tech-free hour saat malam atau saat berkumpul dengan teman.
-
Tingkatkan kesadaran terhadap bagaimana penggunaan perangkat digital memengaruhi mood dan fisikmu. Bila muncul tanda-tanda tadi, segera kurangi intensitasnya.
-
Jika kamu mengalami gejala yang cukup berat atau terus-menerus, pertimbangkan untuk mencari bantuan konselor atau profesional kesehatan mental
BACA JUGA:Self Control Era Digital, Cara Mengendalikan Diri dari Kebiasaan Buruk demi Masa Depan Lebih Baik
BACA JUGA:Digital Detox Challenge: Tantangan Lepas Gadget yang Menarik untuk Dicoba
Di era yang serbadigital ini, teknologi memang membantu hidup menjadi lebih mudah dan cepat. Namun, tanpa kendali yang bijak, justru kita bisa terjebak dalam kelelahan yang tak terlihat.
Menjaga keseimbangan antara dunia digital dan kehidupan nyata bukan berarti menolak teknologi, melainkan memanfaatkannya secara sehat dan sadar.
Luangkan waktu untuk beristirahat dari layar, menikmati interaksi langsung, dan mengembalikan fokus pada diri sendiri.
Koneksi terbaik bukan ada pada jaringan, tapi pada jalinan interaksi antara manusia dan kesehatannya sendiri. (*)
BACA JUGA:Digital Detox, Rehat Sejenak dari Teknologi Demi Mengurangi Stress
BACA JUGA:Penting! Lakukan Digital Detox untuk Mengurangi Ketergantungan pada Teknologi
*) Mahasiswa magang dari Prodi Ilmu Komunikasi, Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya