Tim Alpad dan Tim Abu Bakar dari Al-Majidiyah Pamekasan Jalan-Jalan ke Hainan: Amati Minyak Ikan dan Arang Bambu

Kamis 06-11-2025,11:04 WIB
Reporter : Ilmi Bening
Editor : Indria Pramuhapsari

HARIAN DISWAY - Melawat Negeri Panda bukan berarti leha-leha belaka bagi para santri Al-Majidiyah. Ada aktivitas berbau belajar yang mereka lakoni dalam paket wisata yang merupakan hadiah atas prestasi gemilang mereka dalam Disway Mandarin Debate & Speech Competition 2025 itu.

Sejak tiba di Tiongkok pada Selasa, 4 November 2025, enam santri yang didampingi satu guru itu berkesempatan mempraktikkan langsung Bahasa Mandarin di negara asalnya. Moh. Suri, guru yang mendampingi, bersyukur anak-anak didiknya punya pengalaman baru.

Apalagi, paket wisata yang menjadi hak Tim Alpad dan Tim Abu Bakar itu sangat menarik. Pemilihan destinasinya pun tidak sembarangan. 

Pada hari kedua wisata, rombongan Al-Majidiyah mampir ke tempat khusus yang menjual minyak ikan alias fish oil. Lokasinya tidak jauh dari Yalong Bay Beach.

BACA JUGA:Santri LPI Maktuba Al Majidiyah Siap Ikut Disway Mandarin Debate & Speech Competition

BACA JUGA:Lomba Debat Mandarin Tingkat Mahasiswa, Tim Umar dan Abu Bakar Adu Argumen Soal Dakwah untuk Generasi Z dan Alpha

Tidak banyak yang mereka lakukan selama berada di pantai sejak pukul 10.00 itu. “Sekadar bersantai sambil memandangi lautan,” kata Suri kepada Harian Disway saat dihubungi Rabu, 5 November 2025.

Rombongan melanjutkan perjalanan ke toko bambu. Di sana, para santri mendapatkan pelajaran baru. Salah satunya soal alat penyaringan air yang memanfaatkan arang dari bambu.

“Waktu praktik itu, mulanya air dicampur dengan pewarna biru. Setelah itu, air biru itu disaring dengan menggunakan arang bambu. Setelah disaring, airnya  menjadi bening lagi,” papar Suri. 

Kemampuan arang bambu untuk menyerap zat pewarna itu membuat para santri Al-Majidiyah manggut-manggut. Suri mengatakan bahwa arang bambu mampu memisahkan zat-zat berbahaya dalam air.

BACA JUGA:Debat Mandarin Tingkat Mahasiswa, Unesa Unggul Tipis atas LPI Al-Majidiyah Pamekasan Madura

BACA JUGA:Debat Mandarin Mahasiswa Tim UNNES dan Abu Bakar Awali Pertandingan di Hari Ketiga


LUHUITOU PARK menjadi destinasi berikutnya setelah puas bermain-main di Yalong Bay Beach pada Rabu, 5 November 2025.-Moh. Suri untuk Harian Disway-

Dalam kesempatan itu, mereka juga belajar lebih banyak hal tentang bambu. Utamanya, produk hasil olahannya. 
“Ada yang diolah menjadi kaus, handuk, maupun sepatu,” ujar Suri.

Dari situ, rombongan menuju Yalong Bay International Rose Valley yang menyuguhkan pemandangan taman bunga. Destinasi wisata itu berupa taman mawar yang mencerminkan kecantikan, romantisme, dan cinta. “Taman itu sering jadi latar foto-foto wedding,” kata Suri.

Hampir semua aktivitas di taman itu berkaitan dengan mawar. Yakni, penanaman, pengolahan produk berbahan baku mawar, dan pameran. Selain itu, ada pula pertunjukan budaya soal mawar.

Luhuitou Park menjadi sasaran berikutnya. “Taman Luhuitou itu tempatnya bagus banget. Ada taman bunga, bukit, dan patung air mancur. Bisa lihat pemandangan dari ketinggian juga,” kata Suri.

BACA JUGA:Lomba Debat Mandarin Disway, Tim Alpad SMA Majidiyah Madura Ungguli Tim SMA Islam Sabilillah 1 Malang

BACA JUGA:Durian Hainan

Di taman itu ada patung yang menggambarkan kisah seorang pemuda bernama Ahei. Saat itu, Ahei sedang berburu. Ia melihat seekor rusa dikejar macan kumbang. Ahei lantas memanah macan kumbang itu dan mengejar rusa selama berhari-hari. Sampai akhirnya, rusa itu terjebak dan tidak mempunyai celah untuk melarikan diri. 

Ahei lantas bersiap mengarahkan panahnya ke tubuh rusa. Secara ajaib, rusa itu berubah menjadi gadis cantik. Ahei dan gadis itu jatuh cinta, lalu menikah.

Bukit dan patung yang ada di Luhuitou Park tersebut menjadi simbol cinta sejati. Kini, banyak pemuda yang datang untuk mengungkapkan rasa sayang kepada pasangannya di tempat itu.

Sanya yang menjadi destinasi para santri Al-Majidiyah itu adalah area yang sangat tenar di Tiongkok. Bahkan, ketenarannya sampai ke luar negeri.

BACA JUGA:Harian Disway di China International Press Communication Center (CIPCC) (74): Tak Lagi Tinggal di Dalam Lempung

BACA JUGA:Harian Disway di China International Press Communication Center (CIPCC) (73): Bekas Pos Logistik, Jadi Desa Wisata

Kategori :