Ketika mencoba melihat kondisi masjid sekolah, bangunan itu sudah kosong dengan puing-puing reruntuhan tembok berserakan, sound system hancur, dan sisa asap ledakan bom masih mengepul dari dalam.
Tak lama, Imanuel menuju area belakang sekolah. Di tempat itu, ia melihat seorang pria sudah tergeletak.
Pria tersebut mengenakan celana dan sepatu PDL dengan kondisi tubuh kejang dan darah mengalir dari bagian belakang kepala. Di sampingnya, tergeletak senjata laras panjang jenis airsoft gun.
BACA JUGA:Perundungan Diduga Jadi Pemicu Ledakan di SMAN 72 Jakarta, DPR Desak Investigasi Menyeluruh
BACA JUGA:Kapolri Ungkap Pelaku Ledakan di SMAN 72 Jakarta Adalah Salah Satu Siswa, Motif Masih Diselidiki
“Ketemu dia masih kejang-kejang, berdarah dari belakang kepala,” ungkapnya mengingat-ingat kejadian tersebut.
Imanuel menduga pria tersebut merupakan pelaku peledakan bom. Ia meyakini bom rakitan yang dibawanya di dalam tas ransel sengaja diledakkan sendiri.
“Mungkin dia mau bunuh diri, ya. Diledakan sendiri, kan,” lanjut Imanuel.
Dalam kepanikan, Imanuel terus mencari kedua ponakannya di antara ratusan siswa yang berebut keluar dari dalam area sekolah. Setelah mencari cukup lama, ia akhirnya menemukan keduanya dalam keadaan selamat di halaman gereja.
“Dua-duanya selamat. Gak apa-apa,” ucapnya lega.
Hingga kini, pihak berwenang masih melakukan olah tempat kejadian perkara dan memeriksa sejumlah saksi untuk mendalami motif sebenarnya di balik peristiwa ledakan bom tersebut. (*)
*) Mahasiswa magang Prodi Sastra Inggris dari Universitas Negeri Surabaya