Sinta Wahid Tegaskan Makna Toleransi dalam Perayaan Ulang Tahun ke-25 Sakramen Mahakudus

Selasa 11-11-2025,16:32 WIB
Reporter : Agustinus Fransisco
Editor : Indria Pramuhapsari

Dalam sambutannya, Romo Yosef Eko Budi Susilo dari Keuskupan Surabaya menceritakan kembali masa-masa dirinya menemani Gus Dur dan Sinta sahur keliling selama 12 tahun.

Itu merupakan gerakan nyata untuk merajut toleransi di Jawa Timur.

BACA JUGA:Uskup Surabaya Mgr Agustinus Tri Budi Utomo Buka Pameran Sabda Telah Menjadi Rupa, Karya Dua Imam Katolik

BACA JUGA:Yubileum Pemuda 2025 dan Harapan Anak Muda Katolik: Pesan Bangun Dunia yang Manusiawi


LUKISAN Gus Dur di acara ulang tahun ke-25 Gereja Katolik Sakramen Mahakudus, Senin, 10 November 2025-Afif Siwi-Harian Disway

Bagi Sinta, Gereja Sakramen Mahakudus Surabaya yang gedungnya berdekatan dengan Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya adalah wujud konkret visi Gus Dur tentang karunia dalam keberagaman.

"Sakramen Mahakudus adalah satu-satunya gereja Katolik di Indonesia yang diresmikan oleh presiden yang juga ulama," ujarnya bangga.

Di hadapan para tamu undangan dan hadiri, Sinta menggambarkan Indonesia sebagai taman indah penuh bunga. Suku, agama, dan budaya laksana aneka bunga yang tak bisa dipaksa menjadi bunga lain.

"Mawar tidak bisa dipaksa menjadi melati," katanya. 

BACA JUGA:Mengenang Abdurrahman Wahid di Ma Chung University: 13 Tahun Gus Dur Pulang, Bukan Pergi!

BACA JUGA:Biden, Gus Dur, dan Prabowo

Sinta menekankan bahwa tempat ibadah bukan sekadar bangunan fisik, melainkan juga ruang interaksi sosial, budaya, dan kemanusiaan. Tempat di mana manusia belajar berempati, berbagi, dan menghargai perbedaan.

Malam itu perayaan mencapai puncaknya saat Sinta mengajak hadirin menyanyikan lagu Satu Nusa Satu Bangsa. Mereka bernyanyi satu suara dan satu hati.

Umat Katolik, Muslim, Konghucu, hingga Kristen, berdiri bersama, melantangkan lagu yang pesannya tegas mengingatkan bahwa mereka semua adalah saudara.

"Jika kita mengaku bersaudara sebagai orang Indonesia, pantaskah jika gontok-gontokan, cakar-cakaran? Kita diikat oleh Pancasila," tegas Sinta.

BACA JUGA:Gayengnya Buka Puasa Bersama Lintas Iman Jawa Timur oleh Gusdurian Jawa Timur bersama Nyai Sinta

Kategori :