Mikroplastik Kontaminasi Aliran Darah Ibu-Ibu di Gresik
Aktivis Lingkungan Menggelar Aksi Treatikal Setop Pembakaran Sampah Plastik di Taman Apsari Kamis 4 Desember -Boy Slamet Disway -
SURABAYA, HARIAN DISWAY - Suasana depan Gedung Negara Grahadi, Rabu siang 4 Desember 2025, dipenuhi asap dan potongan plastik.
Belasan aktivis lingkungan menggelar aksi teatrikal. Mereka menyorot bahaya yang kini mengintai masyarakat Jawa Timur. Yakni mikroplastik yang telah ditemukan di udara, air, dan juga dalam tubuh manusia.
Lima aktivis membawa tongkat bambu. Mereka mengais tumpukan sampah plastik yang mereka bawa sendiri seperti botol minuman, sedotan, bungkus sachet, dan berbagai residu rumah tangga yang sehari-hari berakhir di tangan warga.
BACA JUGA:Air Hujan Surabaya Tercemar Mikroplastik, Eri Minta Warga Berhenti Bakar Sampah
BACA JUGA:Air Hujan di Surabaya Tercemar Mikroplastik
Di tengahnya, api dari kertas merah bergoyang tertiup angin, melambangkan proses pembakaran sampah plastik yang selama ini berlangsung masif di banyak permukiman.
Aksi yang sederhana itu membawa pesan sekaligus tuntutan kepada Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Yakni harus bertanggung jawab atas meluasnya paparan mikroplastik.
Masyarakat harus berhenti membakar sampah plastik, praktik yang selama ini dianggap sepele, namun berdampak besar pada kualitas udara dan kesehatan.
Koordinator Aksi dari Komunitas GrowGreen Anjar mengatakan, temuan terbaru komunitasnya menunjukkan mikroplastik kini turun bersama air hujan. “Kandungan mikroplastik dalam air hujan kami temukan di Malang, Gresik, Lamongan, dan Surabaya,” ujarnya.
BACA JUGA:Waspada! 7 Bahaya Tersembunyi Mikroplastik bagi Kesehatan Manusia yang Perlu Diketahui
BACA JUGA:Orasi Ilmiah Guru Besar Unair Prof Lilis: Semua Bisa Terpapar Mikroplastik
Temuan itu pun menunjukkan bahwa paparan mikroplastik tidak lagi terbatas pada laut atau sampah di sungai, tetapi sudah terbentuk sebagai “kabut plastik” yang menyertai setiap hujan di wilayah industri dan padat penduduk.
Menurutnya, salah satu sumber utama tersebarnya partikel plastik di udara adalah kebiasaan masyarakat membakar sampah plastik di pekarangan.
Pembakaran terbuka melepaskan partikel mikroplastik berukuran sangat kecil yang bertahan di udara sebelum akhirnya jatuh bersama hujan. Praktik itu menjadi jalur kontaminasi baru yang sulit dikendalikan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: