Kondisi Pelajar SMAN 72 Jakarta, Pelaku Ledakan: Akan Direhabilitasi

Rabu 19-11-2025,14:24 WIB
Reporter : Djono W. Oesman
Editor : Yusuf Ridho

Fadel anak kedua dari tiga bersaudara. Sejak perceraian ortu, keluarga itu berpencar. Ibunda ke Taiwan. Adik Fadel diasuh nenek di desa Banyumas, Jateng. Fadel, ayah, dan kakaknya menempati mes di Jalan Mahoni 1, Sukapura, Cilincing, Jakarta Utara.

Mes itu milik penjual makanan, majikan ayah Fadel. Sang majikan membolehkan ayah Fadel membawa dua anaknya tinggal. Ayah Fadel tukang masak lontong sayur dan nasi uduk, dimasak di situ. Makanannya dijual di gerobak yang mangkal di depan toko Alfamart tak jauh dari mes tersebut.

Dengan begitu, bisa disimpulkan Fadel korban broken home. Barangkali kondisi tersebut menjadi pertimbangan polisi dalam menyidik kasus itu. Dengan denikian, ada kebijaksanaan penyidikan.

BACA JUGA:Gubernur DKI Jakarta Pramono Tegaskan Ledakan di SMAN 72 Bukan Akibat Bullying

BACA JUGA:Pelaku Ledakan SMAN 72 Jakarta: Pribadi yang Tertutup dan Sering Menyendiri

Fadel kini masih dirawat di RS Polri Sukanto, Kramat Jati, Jakarta Timur. Ia terdampak ledakannya sendiri. Ia mengalami dekompresi kepala. Yakni, penurunan tekanan udara secara eksplosif, menyebabkan terbentuknya gelembung gas di dalam jaringan dan aliran darah tubuh, khususnya di kepala.

Sejak peristiwa peledakan, Jumat, 7 November 2025, ia dirawat di ICU. Sejak Senin, 17 November 2025, ia dipindah ke ruang perawatan. Fisiknya berangsur pulih.

Kini heboh konten kekerasan di internet. Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung kepada wartawan di acara Masjid Al Ikhlas, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Selasa, 18 November 2025, mengatakan, pihaknya akan membatasi akses anak-anak terhadap konten kekerasan di internet.

BACA JUGA:Detik-Detik Ledakan di SMAN 72 Jakarta Terungkap, Pelaku Sempat Bawa Botol dalam Tas Sekolah

BACA JUGA:Pelaku Ledakan di SMAN 72 Jakarta Diketahui Akses Dark Web hingga Forum Ekstremis Online

Pramono: ”Terkait ledakan di SMAN 72, sekarang sedang dirumuskan Dinas Pendidikan DKI Jakarta agar tidak semua anak dengan gampang melihat YouTube yang kemudian menginspirasi mereka melakukan seperti di SMA 72.”

Belum diungkapkan cara pemprov membatasinya. Tentu tidak gampang. Jangankan konten kekerasan, konten porno pun dengan gampang diakses anak-anak. 

Radikalisasi anak-anak akibat internet terjadi di berbagai negara.

Dikutip dari The Conversation, 6 Desember 2024, berjudul Rates of youth radicalisation are climbing in Australia and abroad. Here’s what to look out for, karya Greg Barton, dingungkapkan hal itu.

Greg Barton adalah ketua Global Islamic Politics, Alfred Deakin Institute for Citizenship and Globalisation, Deakin University, Melbourne, Australia.

Barton mengutip data Kepolisian Federal Australia (AFP) bahwa setiap kasus kontraterorisme di Australia tahun 2024 melibatkan anak di bawah umur atau dewasa muda. 

Kategori :