Cheng Yu Pilihan Konsul Departemen Informasi Kementerian Luar Negeri Tiongkok Chong Wu: Tong Zhou Gong Ji

Jumat 21-11-2025,07:19 WIB
Reporter : Annie Wong & Novi Basuki
Editor : Indria Pramuhapsari

HARIAN DISWAY - Di Tiongkok ada ungkapan yang bunyinya, “一个巴掌拍不响” (yī gè bā zhǎng pāi bù xiǎng). Artinya kira-kira: sebuah tepukan tak akan berbunyi kalau cuma menggunakan satu tangan.

Ya, untuk menghasilkan bunyi, tangan kiri dan tangan kanan harus sama-sama bertepuk dalam satu waktu. Keduanya harus kompak. Tidak boleh yang kanan duluan, yang kiri baru menyusul belakangan.

Kalau sudah begitu, apa yang dalam bahasa Mandarin sebut sebagai “合作共赢 hé zuò gòng yíng” (bekerja sama dan saling menguntungkan), baru bisa diwujudkan.

Menurut Chong Wu, konsul Departemen Informasi Kementerian Luar Negeri Tiongkok, itulah yang mestinya menjadi patokan negara manapun dalam menjalin hubungan internasional.

BACA JUGA:Cheng Yu Pilihan Dewan Pendiri Masjid Cheng Hoo Surabaya Bambang Sujanto: Jin Huai Tan Bai

BACA JUGA:Cheng Yu Pilihan YouTuber Otomotif Ridwan Hanif Rahmadi: Feng Nian Yu Huang Nian Gu

Berarti, kerja sama yang saling menguntungkan bukan sekadar soal hadirnya dua pihak, tetapi bagaimana keduanya bergerak serempak dengan tujuan yang sama.

Sebab, harmoni tidak akan bisa lahir dari dominasi salah satu pihak, melainkan dari kesediaan untuk menyelaraskan langkah, ritme, dan kontribusi masing-masing. 

Tidak hanya itu, relasi yang sehat juga harus dibangun atas dasar rasa saling percaya, saling membantu, dan saling menguatkan. Pepatah Tiongkok menamai spirit demikian sebagai “同舟共济” (tóng zhōu gòng jì).

Maknanya selaras dengan peribahasa bangsa kita: berat sama dipikul, ringan sama dijinjing. 

BACA JUGA:Cheng Yu Pilihan Direktur LSP Pariwisata Angin Mamiri Makassar Farid Said: Shi Wu San Bu Cheng

BACA JUGA:Cheng Yu Pilihan Gubernur Nusa Tenggara Timur Emanuel Melkiades Laka Lena: Zhi Xing He Yi

Tak cukup di situ, kerja sama yang saling menguntungkan juga menuntut keterbukaan. Tangan kiri dan kanan hanya bisa bertepuk bila keduanya sama-sama tahu kapan harus bergerak.

Untuk itu, komunikasi keduanya harus berlandaskan kejujuran, bukan kucing-kucingan. Kemampuan untuk mendengar dan kemauan untuk memahami perspektif pihak lain pun tak pelak dimiliki. (*)

Kategori :