Wamendikti Stella Christie: Revisi Aturan LPDP Beri Insentif Langsung ke Peneliti

Jumat 21-11-2025,11:53 WIB
Reporter : Agustinus Fransisco
Editor : Salman Muhiddin

SURABAYA, HARIAN DISWAY - Wakil Menteri Riset dan Pendidikan Tinggi (Wamendikti) Stella Christie menekankan pentingnya dukungan untuk penelitian dan pendidikan tinggi di Indonesia.

Dia mencerminkan harapan dan strategi baru dalam mengembangkan riset serta meningkatkan kualitas pendidikan di perguruan tinggi.

Ada beberapa poin penting yang dinyatakan Stella Christie saat menghadiri Konferensi Puncak Pendidikan Tinggi Indonesia (KPPTI) di Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Jumat, 21 November 2025.

Stella membuka dengan apresiasi terhadap keberhasilan yang dicapai, terutama dalam mendapatkan anggaran tambahan untuk riset melalui Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).

BACA JUGA:FISIP Unair Gelar Diskusi Kritis: Apakah Soeharto Layak Jadi Pahlawan Nasional?

BACA JUGA:ISNU Tandai Gerakan Intelektual NU dari Pesantren ke Profesional

"Anggaran tambahan untuk riset dari LPDP itu berhasil kita ubah peraturannya. Sehingga memberikan insentif langsung kepada peneliti," katanya.

Hal itu mencerminkan usaha pemerintah dalam memperbaiki regulasi dan memberikan insentif bagi peneliti. Insentif yang diberikan bertujuan untuk memacu semangat penelitian dan memberikan pengakuan atas kontribusi para peneliti di dalam negeri.

Strategi utama yang ditekankan adalah memberikan insentif langsung kepada para peneliti. Stella menegaskan bahwa tanpa dukungan itu, peneliti akan sulit untuk merasa termotivasi dalam berkontribusi dalam riset yang kompetitif.

Penekanan pada pentingnya data dan analisis kasus juga menunjukkan bahwa para peneliti perlu menyadari potensi mereka dan mendapatkan pengakuan yang layak.

Stella menyoroti pentingnya berkolaborasi dengan diaspora Indonesia di luar negeri. Ia mencatat bahwa diaspora memiliki potensi signifikan untuk berkontribusi terhadap riset Tanah Air.

"Diaspora kita ini punya andil agar mereka kita kita bisa memberikan sebagian dari dana riset kita. Agar mudah bagi diaspora kita untuk bisa bekerja di Indonesia sebagai young professor misalnya," jelasnya.

BACA JUGA:Bullying di Sekolah Jadi Darurat Nasional, DPR Desak Evaluasi Aturan

BACA JUGA: KPPTI 2025 di Unesa: Kampus Jadi Jantung Ekonomi, Bukan Menara Gading Lagi


Pameran Virtual Reality (VR) KPPTI 2025 di Universtias Negeri Surabaya (Unesa), Rabu, 19 November 2025-Sahirol Layeli-Harian Disway

Kategori :