SURABAYA, HARIAN DISWAY - Kasus pencurian sepeda motor (curanmor) masih menjadi persoalan serius di berbagai daerah, termasuk Kota Surabaya.
Dilansir dari data Kepolisian RI, terjadi peningkatan kasus yang signifikan sepanjang tahun ini. Laporan menunjukkan bahwa sepeda motor scooter matic (skutik) berkapasitas kecil masih menjadi sasaran utama para pelaku curanmor.
Dalam sejumlah kasus yang terungkap, polisi menemukan fakta bahwa motor yang paling sering menjadi incaran adalah Honda BeAT, Honda Vario, Honda Scoopy, Yamaha Mio, dan Yamaha Nmax.
Motor-motor tersebut dianggap menguntungkan bagi para pelaku karena paling banyak digunakan masyarakat. Sebab, mudah untuk disamarkan setelah dicuri dan cepat laku terjual di pasar gelap, baik dijual dalam kondisi utuh maupun telah dibongkar menjadi suku cadang.
BACA JUGA:Pelaku Curanmor Yang Terbakar di Jojoran Dirawat di RS Bhayangkara, Motor Korban Dikembalikan Besok
BACA JUGA:Aksi Curanmor di Siang Bolong Gagal Total, Pemuda Asal Bangkalan Dihakimi Massa
Menurut pengakuan sejumlah pelaku, sistem keamanan mekanis pada motor-motor tersebut relatif mudah dibobol. Beberapa bahkan mengklaim mampu mengambil motor hanya dalam hitungan detik.
Kondisi tersebut semakin diperparah oleh kebiasaan pemilik motor yang masih sering meninggalkan kendaraannya tanpa dikunci setang atau tanpa menggunakan alat pengaman tambahan seperti gembok.
Surabaya termasuk wilayah dengan lonjakan kasus curanmor paling banyak.
Data Polda Jawa Timur mencatat ada 529 laporan motor hilang dalam 3 bulan pertama pada 2025. Rinciannya, 141 kasus terjadi pada Maret, lalu melonjak menjadi 194 kasus pada April, dan kembali berada di angka 194 kasus pada Mei.
Rentang waktu antara pukul 18.00 hingga 21.00 WIB tercatat sebagai periode paling rawan terjadinya curanmor.
BACA JUGA:Balap Liar dan Curanmor Surabaya Diklaim Menurun karena Razia Jam Malam
BACA JUGA:Maling Motor Menggila di Surabaya Raya (1): Teror Curanmor Makin Horor
Sementara itu, lokasi kejadian umumnya terjadi di kawasan permukiman, kos-kosan, serta area parkir depan rumah atau toko. Pola tersebut menunjukkan jika pelaku kerap kali memanfaatkan tempat yang minim pengawasan untuk menjalankan aksinya.
Kepolisian bersama pengamat otomotif kembali mengingatkan pemilik kendaraan agar tidak sepenuhnya bergantung pada sistem pengamanan bawaan motor.