BACA JUGA:Legenda di Balik Festival Pertengahan Musim Gugur dan Kue Bulan
Ketika saatnya tiba, pasangan itu tidak sanggup melakukannya. Akhirnya, Gunung Bromo meletus dahsyat. Menjadi pengingat bahwa janji tidak boleh diingkari.
Legenda itu mengajarkan nilai pengorbanan sekaligus konsekuensi dari ingkar janji. Hingga kini, masyarakat Tengger mengingat legenda itu.
Mereka menghormatinya melalui upacara Kasada. Sebuah tradisi melemparkan hasil bumi ke kawah Bromo sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur dan para Dewa.
4. Pesut Mahakam
Alkisah di tepi Sungai Mahakam, Kalimantan Timur, tinggal sebuah keluarga bahagia. Pak Pung, istrinya, dan kedua anaknya.
BACA JUGA:Gonggo Mino, Musik Khas Masyarakat Tengger Desa Ngadiwono, Dimainkan Jelang Yadnya Kasada
BACA JUGA:Asal-usul Sebutan Romo Dukun sebagai Pemimpin Spiritual Hindu Tengger
Tapi kebahagiaan itu sirna setelah sang istri wafat. Pak Pung menikah lagi dengan seorang penari yang ternyata berperilaku kejam kepada anak-anaknya.
Kedua anak itu disuruh mengerjakan tugas berat setiap hari. Tidak diberi makanan. Mereka diperintahkan untuk mencari kayu bakar ke dalam hutan. Hingga akhirnya tersesat. Anak-anak itu pun menangis ketakutan.
Seorang kakek tua misterius menemukan mereka. Mengajak mereka ke sebuah pohon apel yang berbuah lebat dan makan bersama.
Ketika diantar pulang, anak-anak itu berlari ke arah sungai dan berenang. Tidak disangka, mereka berubah menjadi makhluk mirip ikan yang dapat menyemburkan air dari kepala.
BACA JUGA:Tradisi Upacara Kematian dalam Suku Tengger (1): Dalan Padhang, Papan Jembar
BACA JUGA:Tradisi Upacara Kematian dalam Suku Tengger (2-Habis): Undang Ruh Leluhur
Ketika Pak Pung pulang, Ia menyadari bahwa anak-anaknya tidak ada di rumah. Penyesalan datang ketika ia melihat dua makhluk asing di sungai dan menyadari bahwa itulah anak-anaknya.
Legenda itu mengingatkan pentingnya kasih sayang dan perhatian kepada anak. Serta bagaimana keputusan orang dewasa dapat memengaruhi nasib anak.
Empat legenda Nusantara di atas menunjukkan betapa kayanya imajinasi dan kearifan lokal yang dimiliki Indonesia.