HARIAN DISWAY - Setiap 28 November, Indonesia memperingati Hari Dongeng Nasional.
Sebuah momentum untuk mengingat kembali pentingnya cerita rakyat, fabel, dan kisah imajinatif. Khususnya untuk perkembangan anak.
Tradisi mendongeng telah diwariskan turun-temurun. Biasanya dilakukan sebelum tidur. Sebab, saat itu anak sedang rileks dan lebih mudah menyerap cerita. Aktivitas sederhana itu ternyata memiliki manfaat besar bagi tumbuh kembang anak.
Berikut 7 manfaat membacakan dongeng yang telah dibuktikan berbagai penelitian.
BACA JUGA:Dongeng Fabel Mercure Surabaya Grand Mirama Angkat Isu Lingkungan lewat Cerita dan Imajinasi Anak
BACA JUGA:Ada 5 Dongeng Legenda yang Bisa Dipakai Para Bunda untuk Kenalkan Nusantara pada Anak
1. Melatih Perkembangan Kognitif
Proses mendongeng butuh waktu, tapi hasilnya anak akan punya kemampuan kognitif dan bahasa yang lebih kuat di masa depan.--Studio Roman
Mendongeng adalah kegiatan yang menghibur anak-anak. Saat Anda membacakan cerita, anak akan menstimulasi otaknya untuk membayangkan alur, tokoh, dan latar cerita. Proses itu merangsang koneksi otak. Mendukung perkembangan terkait dengan logika, memori, serta pemecahan masalah.
Paparan cerita sejak dini dapat meningkatkan kapasitas kognitif anak secara signifikan. Terutama pada masa golden age. Itulah sebabnya membacakan dongeng menjadi kegiatan yang sangat dianjurkan dalam masa pertumbuhan.
2. Meningkatkan Kemampuan Verbal
Anak yang rutin mendengarkan dongeng memiliki kemampuan verbal yang baik. Mereka belajar mengenali intonasi, struktur kalimat, hingga cara mengungkapkan pikiran.
Penyampaian narasi yang konsisten dengan cara yang menarik dapat meningkatkan kemampuan bahasa anak. Hal itu bisa berdampak pada kecerdasan linguistik dan nilai akademik.
BACA JUGA:Little Women: Dongeng Klasik dengan Twist Korea Modern
BACA JUGA:Dongeng Wali Kota Eri Cahyadi: Monda-Monca, Cermin Anak Surabaya
3. Memperluas Kosakata
Kosakata anak bisa dikembangkan dengan memberikan asupan ceriita dongeng secara rutin.-Freepik-
Dongeng memperkenalkan banyak kata baru yang mungkin tidak ditemui anak dalam percakapan sehari-hari.