Tali Jagat NU

Selasa 02-12-2025,06:33 WIB
Reporter : Arif Afandi*
Editor : Yusuf Ridho

RUPANYA tali yang mengikat bumi atau jagat dalam lambang Nahdlatul Ulama (NU) sedang longgar. Bahkan, nyaris lepas. Ikatannya tak lagi mampu membuat bumi itu tak bergoyang. Yang bisa bikin anggotanya terguncang.

Akankah guncangannya makin keras? Atau, ikatannya bisa kembali ketat sehingga membuat bumi dalam tali itu tak mrucut alias terlepas? Banyak pihak susah meramal apa yang akan terjadi ke depan. Namun, banyak yang yakin tali itu akan erat lagi dalam melindungi jagat.

Menurut laporan majalah Tempo, guncangan itu terjadi karena tali tersebut dipakai tarik tambang. Tambang dalam arti lahan batu bara. Setelah pemerintah memberikan konsesi tambang batu bara kepada organisasi kemasyarakatan di Indonesia. Memicu tarik tambang antarelite NU.

BACA JUGA:Kiai Mif vs Gus Yahya di Pusaran Konflik PBNU

BACA JUGA:NU Adalah Asosiasi Ulama

Namun, apakah betul masalah tambang itu sebagai pemicunya? Sebab, poros konflik yang kini sedang terjadi ini agak unik. Antara ketua umum dan sekretaris jenderal. Yang kemudian melibatkan rais aam. Jadi, antara dewan pengarah dan dewan pelaksana organisasi.

Seperti banyak orang tahu, konflik di elite NU itu mengemuka setelah Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar memakzulkan Ketum PBNU KH Yahya Cholil Staquf. Setelah itu, ketum PBNU merotasi posisi Sekjen Saifullah Yusuf dan Bendahara Umum Gudfan Arif Ghofur.

Saya agak sanksi kalau gegeran di PBNU ini karena kutukan konsesi tambang. Itu terlalu kecil untuk menjadi penyebab. Kalau ya, soal tambang itu hanyalah pemantik. Yang lebih masuk akal adalah guncangan akibat perubahan. Baik di internal maupun eksternal organisasi.

BACA JUGA:Suara NU-Gereja

BACA JUGA:Beyond NU

Pimpinan Ponpes Darul Ulum, Jombang, KH Zuem Widjaya As’ad ternyata punya pendapat yang sama. Ia malah khawatir NU bermasalah sejak Gus Ipul menjadi anggota Kabinet Merah Putih. Apalagi, ia dalam koordinasi Menko Kesejahteraan Sosial A. Muhaimin Iskandar. Poros lain di NU.

Menurutnya, sejak itu, benih-benih ketegangan antara ketum dan sekjen tumbuh. ”Dalam organisasi besar, garis komando dan loyalitas bukan sekadar soal administrasi. Ia adalah anatomi kekuasaan yang menentukan kesehatan tubuh jamiyah,” tulisnya.

Seperti saya, Gus Zu’em juga berkawan dengan Gus Yahya dan Gus Ipul yang sekarang sedang gegeran. Jadi, sama-sama mengenal secara personal keduanya. Bedanya, Gus Zuem bagian dari darah biru NU. Saya sebatas berteman dengan para pemilik darah biru.   

BACA JUGA:PBNU dan Wajah Baru Santri

BACA JUGA:Nasib Lebah di PBNU

Kategori :