“Saya hanya berpikir bahwa mereka harus bermain demi kesenangan. Dan sekarang saya bahagia, karena mereka berdua bahagia,” tambahnya.
Selain bangga, Thuram juga berbagi pelajaran pribadi yang ia dapat dari putranya. Ia menyebut Marcus sebagai sosok yang lahir dengan senyum di wajahnya.
BACA JUGA:Ajax vs Inter 0-2, Marcus Thuram Cetak Brace Super Penting
“Saya belajar sesuatu sebagai seorang ayah dari Marcus. Ia mengajarkan bahwa kamu tetap bisa menjadi pribadi yang serius meski banyak tertawa.”
Aksi gelandang Juventus, Khephren Thuram, dalam laga menghadapi Sporting CP di pekan keempat Liga Champions 2025/2026. Rabu, 5 November 2025. Ia merupakan anak dari legenda Juventus Lilian Thuram.--Instagram @Juventus
Tetap Suarakan Isu Rasisme
Di luar lapangan, Thuram dikenal sebagai sosok lantang yang menentang rasisme. Ia menegaskan bahwa perjuangan melawan ketidakadilan harus dilakukan bersama-sama. Bukan hanya oleh korban saja.
“Saya ingin para penggemar merenungkan soal keadilan dalam masyarakat. Kita hidup di dunia yang dibangun di atas rasisme dan seksisme. Kita semua punya prasangka masing-masing,” tegasnya.
Menurut Thuram, masih banyak kemunafikan dalam cara masyarakat memandang isu rasisme. Ia mengatakan, “Ada anggapan bahwa rasisme hanya harus diperangi oleh mereka yang menjadi korban. Kita harus keluar dari kemunafikan itu.”
BACA JUGA:Khephren Thuram Bobol Inter Milan, Bikin Kakak dan Ayah Terkejut!
BACA JUGA:Preview Prancis vs Islandia: Les Bleus Andalkan Marcus Thuram dan Bradley Barcola di Lini Depan
Melalui pidatonya, Thuram menegaskan bahwa sepak bola harus memiliki peran sosial yang lebih besar dari sekadar hiburan olahraga.
Penghargaan yang diterimanya menjadi simbol perjalanan panjangnya sebagai atlet, ayah, dan aktivis yang tak berhenti menyuarakan keadilan. (*)