Gosip atau Fakta: Benarkah Mi dan Sosis Memicu Darah Tinggi dan Asam Urat?

Kamis 04-12-2025,17:45 WIB
Reporter : Mutia Putri Syahira
Editor : Indria Pramuhapsari

HARIAN DISWAY - Perdebatan mengenai dampak konsumsi mi instan dan sosis terhadap kesehatan kembali menjadi topik hangat dalam masyarakat.

Banyak yang meyakini bahwa dua jenis makanan itu bisa memicu tekanan darah tinggi serta meningkatkan kadar asam urat secara signifikan.

Tidak sedikit pula yang menganggap isu tersebut hanya sebatas gosip yang belum terbukti jelas.

Namun, para ahli gizi dan peneliti kesehatan memberikan penjelasan ilmiah yang semakin memperjelas hubungan antara makanan olahan seperti mi dan sosis dengan risiko gangguan metabolik.

BACA JUGA:5 Cara Aman Bersihkan Kulkas agar Tetap Higienis dan Aman untuk Makanan

BACA JUGA:Waspadai! 7 Makanan ini Sebaiknya Tidak Dikonsumsi Bersamaan dengan Kopi

Konsumsi Makanan Olahan Masih Tinggi di Indonesia

Mi instan dan sosis adalah dua jenis makanan olahan yang paling sering dikonsumsi masyarakat. Itu karena harganya yang terjangkau dan kemudahan penyajiannya.

Pola makan praktis itu membuat sebagian orang mengonsumsi mi instan dan sosis lebih dari satu kali dalam seminggu.

Pakar kesehatan masyarakat menilai tren tersebut perlu dicermati, terutama bagi mereka yang memiliki riwayat hipertensi atau kadar asam urat tinggi. Tingginya konsumsi makanan olahan dapat berkontribusi pada beban metabolik tubuh.

Natrium Tinggi Memengaruhi Tekanan Darah


KANDUNGAN NATRIUM yang tinggi pada mi dan sosis terbukti berperan dalam meningkatkan tekanan darah.-istock-

Salah satu faktor yang paling sering disebut adalah kandungan natrium yang tinggi dalam mi instan dan sosis.

BACA JUGA:Daftar Makanan Alami yang Bisa Ringankan Kram Haid

BACA JUGA:5 Rekomendasi Makanan Bernutrisi Tinggi, Cocok Dikonsumsi setelah Olahraga

Natrium berlebih menyebabkan tubuh menahan lebih banyak cairan, sehingga tekanan darah berpotensi meningkat.

Ahli nutrisi menyebutkan bahwa mengonsumsi makanan tinggi garam secara berulang dapat meningkatkan risiko hipertensi pada jangka panjang.

Kondisi tersebut lebih berbahaya jika dikombinasikan dengan gaya hidup minim aktivitas fisik dan konsumsi makanan asin yang sembarangan.

Sosis dan Daging Olahan Mengandung Pengawet

Sosis termasuk kelompok daging olahan yangsering mengandung pengawet, nitrit, dan lemak jenuh. Ketiga komponen itu berpotensi memberikan tekanan tambahan pada sistem kardiovaskular.

BACA JUGA:Mindful Eating, Menikmati Makanan dengan Kesadaran Penuh

BACA JUGA:5 Jenis Makanan yang Justru Cepat Rusak Jika Disimpan di Kulkas

Penelitian mengenai pola makan menunjukkan bahwa konsumsi rutin daging olahan dapat meningkatkan risiko tekanan darah tinggi dibanding produk hewani yang segar.

Karena itu, masyarakat diimbau mengatur porsinya agar tidak berlebihan. Sebab, konsumsi berlebihan dapat menambah beban metabolisme tubuh yang harus mengolah lemak dan natrium secara bersamaan.

Bagaimana Kaitannya dengan Asam Urat?

Selain tekanan darah, isu yang sering dikaitkan adalah peningkatan asam urat setelah makan mi dan sosis. Pada sosis, masalah ini lebih relevan karena daging olahan cenderung memiliki kandungan purin yang lebih tinggi.

Purin akan dipecah menjadi asam urat, dan jika jumlahnya berlebihan, tubuh dapat mengalami penumpukan yang menyebabkan nyeri sendi atau gout.

BACA JUGA:6 Makanan yang Tidak Boleh Dipanaskan Ulang

BACA JUGA:Mitos Tanaman Makanan Ular di Balik Cantiknya Bunga Lempuyang

Mereka yang memiliki riwayat asam urat dianjurkan lebih berhati-hati dalam memilih makanan olahan.

Peran Mi Instan yang Jarang Disadari


MI INSTAN tidak disadari memberikan beban lebih pada ginjal akibat bumbu dan garamnya.-istock-

Meskipun mi instan bukan makanan tinggi purin, produk ini tetap kerap dikaitkan dengan asam urat karena faktor lain.

Kuah bumbu mi instan mengandung garam dan penguat rasa yang dapat menahan cairan tubuh dan memperberat kerja ginjal.

Ginjal yang bekerja lebih keras dalam jangka panjang berpotensi mengalami penurunan efisiensi dalam membuang asam urat. 

BACA JUGA:7 Manfaat Makanan Plant-based untuk Kesehatan Tubuh

BACA JUGA:5 Makanan yang Menyebabkan Peradangan Tubuh

Pakar menilai bahwa pola konsumsi yang berulang dan tidak diimbangi gizi lain dapat memicu ketidakseimbangan metabolik. Kondisi itu pada beberapa orang bisa berdampak pada kadar asam urat.

Pola Hidup Berperan Signifikan 

Para ahli mengingatkan bahwa makanan bukan satu-satunya penyebab darah tinggi dan asam urat.

Faktor lain seperti stres, kurang tidur, kebiasaan merokok, dan berat badan berlebih memiliki kontribusi besar terhadap dua masalah kesehatan tersebut.

Karena itu, dampak mie dan sosis tidak bisa dilihat secara berdiri sendiri. Kombinasi pola makan dan gaya hidup keseluruhan lebih menentukan apakah seseorang berisiko atau tidak.

BACA JUGA:9 Makanan yang Berbahaya Jika Dipanaskan Ulang

BACA JUGA:7 Daftar Jenis Makanan Gluten Free

Konsumsi secara Terbatas dan Terukur

Ahli nutrisi menganjurkan konsumsi mi dan sosis secara terbatas, misalnya tidak lebih dari 1–2 kali per minggu.

Pengolahan yang lebih sehat, seperti mengurangi bumbu, menambah sayuran, dan membatasi penggunaan minyak, dapat membantu menurunkan risiko.

Sebagai alternatif, masyarakat dianjurkan meningkatkan konsumsi makanan segar seperti sayur, buah, dan protein tanpa lemak.

Bagi mereka yang memiliki hipertensi atau kadar asam urat tinggi, konsultasi dengan tenaga kesehatan dianjurkan untuk menentukan batas aman konsumsi.

BACA JUGA:5 Alasan Mengapa Makanan Menyatukan Semua Orang

BACA JUGA: Inilah yang Terjadi pada Tubuh Apabila Sering Mengonsumsi Makanan Pedas

Pengaturan menu seimbang perlu diterapkan untuk menghindari dampak jangka panjang.

Masyarakat Harus Cermat Membaca Informasi Gizi


CERMAT membaca label gizi pada makanan kemasan menjadi cara efektif untuk mengatur asupan gizi yang masuk tubuh.-istock-

Selain mengurangi porsi, masyarakat juga diimbau memeriksa label nutrisi pada kemasan. Informasi mengenai kandungan natrium, lemak jenuh, dan bahan tambahan dapat membantu menentukan pilihan yang lebih sehat.

Mengombinasikan makanan olahan dengan sayuran, buah, dan sumber protein segar juga dinilai dapat mengurangi risiko. Pemerataan edukasi menjadi langkah penting untuk menjaga kesehatan masyarakat secara menyeluruh.

Klaim bahwa mi instan dan sosis dapat memicu darah tinggi dan asam urat bukan sekadar gosip. Ada bukti ilmiah yang mendukungnya, terutama terkait kandungan natrium dan purin pada makanan olahan.

BACA JUGA:Intuitive Eating, Pola Makan Sehat yang Mengajarkan Kita Mengikuti Sinyal Tubuh

BACA JUGA:Blue Zone Lifestyle: Rahasia Panjang Umur dari Pola Makan dan Gaya Hidup Sehat

Namun, risiko tersebut tetap bergantung pada kebiasaan individu dan pola hidupnya.

Selama dikonsumsi dalam batas wajar dan diimbangi makanan yang lebih sehat, mi dan sosis masih dapat dinikmati tanpa harus khawatir berlebihan. (*)

*) Mahasiswa magang dari Prodi Ilmu Komunikasi, Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Kategori :