Harian Disway di China International Press Communication Center (CIPCC) (103): Jurnalisme Membangun ala Tiongkok

Kamis 04-12-2025,15:08 WIB
Reporter : Doan Widhiandono
Editor : Noor Arief Prasetyo

Di titik itulah ia mengenalkan konsep kunci kuliah hari itu: Constructive Journalism. Jurnalisme membangun.


PENJELASAN PEMBANGUNAN bekas waduk limbang tambah di Panzhihua, Sinchan. Materi ini untuk memberi konteks kepada para jurnalis CIPCC.-Doan Widhiandono-

 

Bukan jurnalisme positif yang mengglorifikasi negara. Bukan jurnalisme negatif yang memburu konflik. Dan bukan jurnalisme penjaga (watchdog) yang semata menyorot kesalahan.

 

Constructive journalism, kata Zhang, adalah pendekatan yang “memfokuskan perhatian publik pada solusi, memperkaya konteks, dan memberi gambaran komprehensif atas sebuah isu, bukan hanya problemnya.”

 

Bagi saya, jurnalis yang berkarir selama lebih dari dua dekade, definisi itu memang seperti penyegaran kembali. Sebab, bos saya di salah satu media pernah berkata, bahwa arah media harus pro-growth. Mendukung pertumbuhan.

 

Selama ini, di banyak ruang media, terutama yang beroperasi dalam tradisi liberal, berita sering dianggap berhasil jika mampu memancing keterkejutan, kemarahan, atau keterpukauan.

BACA JUGA:Tiga Ibu Kota Kuno di Jalur Sungai Kuning: Menyusuri Jejak Peradaban Tiongkok dari Shang hingga Song

BACA JUGA:Penemuan Naskah Lengkap Tertua Kitab Lagu dari Dinasti Qin-Han di Nanchang, Tiongkok, Gegerkan Dunia Arkeologi

 

Di tataran mahasiswa ilmu komunikasi pun, sering muncul adagium bahwa konflik adalah jantung berita. Bad news is a good news. Benarkah?

 

Prof Zhang mengajak kami melihat tubuh berita secara lebih utuh. Media, menurutnya, tidak cukup hanya melaporkan apa yang salah. Ia harus membantu publik memahami bagaimana sebuah masalah bisa diperbaiki.

Kategori :