BACA JUGA:Dapur MBG Dialihkan Jadi Dapur Umum untuk Korban Banjir Sumut
Ia menekankan bahwa rantai pasok dapur SPPG harus mengutamakan petani, peternak, dan nelayan di sekitar lokasi dapur.
Dengan demikian, MBG tidak hanya berdampak pada peningkatan gizi masyarakat, tetapi juga mendorong pemerataan ekonomi daerah.
Edy juga menyoroti masih lemahnya keseimbangan antara peningkatan kebutuhan bahan baku akibat bertambahnya jumlah SPPG dengan ketersediaan suplai di lapangan.
BACA JUGA:Tegas! BGN Tutup Permanen Dapur SPPG Penyebab Keracunan dalam Program MBG
Karena itu, ia menilai koordinasi antara pemerintah daerah dan BGN menjadi sangat krusial. Menurutnya, BGN memiliki data kebutuhan bahan baku SPPG, sementara pemerintah daerah lebih memahami kapasitas produksi di wilayahnya.
Kedua pihak harus duduk bersama untuk memetakan sumber bahan baku serta menghubungkannya secara langsung dengan SPPG.
Sebagai solusi, Edy mendorong agar pemerintah daerah memfasilitasi kerja sama atau nota kesepahaman (MoU) antara SPPG dengan kelompok tani, peternak, nelayan, serta pemasok lokal. Tanpa peran aktif pemerintah daerah, menurutnya, BGN akan kesulitan mengatur pasokan bahan baku secara optimal.
BACA JUGA:Menuju Model Hybrid Pengelolaan MBG
Selain soal pasokan, Edy juga menyoroti peran strategis tenaga ahli gizi dalam pelaksanaan MBG, khususnya di dapur SPPG.
Ia menegaskan bahwa ahli gizi merupakan satu-satunya tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi penuh dalam penyelenggaraan makanan bergizi.
Meski membuka ruang bagi keterlibatan tenaga kesehatan masyarakat, Edy menekankan bahwa peran tersebut hanya bersifat delegasi, sementara tanggung jawab profesional tetap berada pada ahli gizi.
BACA JUGA:SPPG Duga Keracunan MBG di SDN Meruya Selatan Bukan karena Puding Cokelat
Dengan adanya Perpres 115/2025, Edy berharap Program Makan Bergizi Gratis dapat berjalan lebih terarah, akuntabel, dan memberi manfaat nyata bagi masyarakat.
Ia menegaskan bahwa program besar ini memerlukan dukungan lintas sektor agar tujuan peningkatan gizi dan penguatan ekonomi rakyat benar-benar dapat terwujud.(*)
*)Mahasiswa magang dari Prodi Ilmu Komunikasi, Universitas Trunojoyo Madura