Mengusung tema “FRAGMENT”, Spacive 2025 berupaya mendefinisikan ulang hubungan antara arsitektur dan kehidupan.
Ruth menjelaskan bahwa setiap ruang dan rancangan tidak hanya berhenti pada bentuk fisik atau aspek tangible. Tetapi juga mencakup lapisan-lapisan tak terlihat yang membentuk cerita yang lebih besar.
BACA JUGA:Masjid Ikon Surabaya (25): Arsitektur Tionghoa Muslim, Pat Kwa dan Delapan Pintu Surga
BACA JUGA:Mahasiswa Arsitektur Universitas Ciputra Wajib Pahami Sosok Romo Mangun
Acara itu diklaim sebagai Pameran Arsitektural Pertama dan Terbesar di Indonesia. Terlebih dikemas dalam konsep Immersive Experience.
Itu melibatkan berbagai teknologi dan pendekatan kuratorial. Yang memungkinkan pengunjung merasakan pengalaman ruang secara lebih mendetail.
Spacive juga menghadirkan beragam program yang menjangkau berbagai segmen, mulai dari mahasiswa, profesional, brand, hingga masyarakat umum. Beberapa rangkaian kegiatan meliputi:
- Showcase material dekoratif, home living, dan artwork terkurasi
- Aktivasi edukasi, mulai dari workshop hingga sharing session dengan profesional
- Lomba desain maket antar mahasiswa
- Kolaborasi dengan arsitek, interior designer, dan product designer
- Community program untuk pemilik rumah dan pehobi desain
- Ruang temu kreatif untuk membuka peluang kerja sama antar pelaku industri
- Business Matching yang mempertemukan brand dengan calon partner strategis
BACA JUGA:Projecting Cities Bangkok and Surabaya, Karya Maket Arsitektur Mahasiswa dari 3 Negara
BACA JUGA:Series Jejak Naga Utara Jawa (23) : Ajarkan Perbedaan Lewat Gaya Arsitektur