“Terutama dalam pelayanan dasar seperti kesehatan, lingkungan, ekonomi, dan sosial budaya,” ucapnya.
Festival Pesisir 4 yang berlangsung di Taman Desa Galis, Sumenep, Madura, 6 Desember 2025.-HCML-
BACA JUGA:Membaca Ulang “Nandhang” Madura dalam Koreografi Sri Cicik Handayani
BACA JUGA:Gebyar Budaya Keris Nusantara: Ada Keris Madura Ageman Para Bangsawan Sumenep
Anwar menambahkan bahwa kolaborasi antara Pemkab dan HCML perlu terus diperkuat agar manfaatnya semakin terasa.
“Sinergi yang baik akan membantu mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan lingkungan yang lebih hijau. Khususnya di wilayah kepulauan,” ujarnya.
Festival Pesisir 4 bukan satu-satunya kegiatan yang digelar. Sehari sebelum acara, HCML melaksanakan program sosial bagi warga Gili Genting.
Program itu meliputi Langkah Baik HCML, HCML untuk Masa Depan, dan khitanan massal bagi siswa-siswi SD/sederajat.
BACA JUGA:Keunikan Bubur Madura dan Resep Penyajiannya
BACA JUGA:Etika Bisnis Nusantara: Spirit Ekonomi Madura Ate Ta’ Ajhina
Di sisi lain, komitmen terhadap lingkungan juga diwujudkan lewat Program Tanam Rawat sebanyak 13.000 bibit pohon.
Pihak penyelenggara telah menanam 11 ribu bibit ditanam Kabupaten Sampang, 2.000 bibit cemara udang ditanam di Pantai Bringin, Pulau Giliraja, Sumenep. Upaya itu dilakukan sebagai upaya untuk menjaga keberlanjutan lingkungan pesisir.
Festival Pesisir 4 menjadi bukti bahwa pelestarian budaya bisa berjalan seiring dengan peningkatan kesejahteraan dan perlindungan lingkungan.
“Lengghi” bukan lagi semata ornamen perahu. Tetapi menjadi simbol gerakan kolaboratif antara masyarakat, pemerintah, dan HCML. Semua pihak wajib menjaga identitas pesisir Madura. Agar tetap hidup di tengah perubahan zaman. (*)