Pembuatan produk itu didampingi oleh Dosen Pembimbing FIK Ubaya Dr. Guguh Sujatmiko dan Hairunnas, M.MT. Proses pembuatannya dimulai dari penyeleksian kantung teh untuk mendapatkan warna tertentu.
Semakin gelap warna produk yang diinginkan, maka semakin besar rasio kantung teh terseduh yang digunakan.
BACA JUGA:Angelo Franklyn Wijaya, Alumni Ubaya Sukses Jalankan Bisnis Action Figure
BACA JUGA:UKSW Benchmarking ke Ubaya, Perkuat Langkah Menuju World Class University
Selanjutnya, kantung teh melalui tahap pulping atau penghancuran menjadi bubur. Lalu dicampur dengan guar gum agar bahan dapat melekat dengan baik.
Campuran tersebut kemudian dituang ke dalam cetakan dan dikeringkan selama 2 hingga 3 hari. Setelah benar-benar kering, produk diamplas dan dipernis. Gunanya untuk menghasilkan permukaan yang halus dan mengilap.
Terakhir, dilakukan penataan komponen tambahan seperti lampu, baterai, dan mesin jam agar dapat berfungsi dengan baik.
Menurut Jeanne, mendaur ulang produk dekorasi dari kantung teh itu merupakan wujud kontribusinya untuk menjaga lingkungan. Barang-barang yang biasa dibuang itu bisa dimanfaatkan kembali.
BACA JUGA:Alumni Ubaya Ciptakan Inovasi Popok Bayi Ramah Lingkungan dari Pelepah Pisang dan Daun Sirih
BACA JUGA:Ubaya Rilis Tactus, Inovasi Alat Makan untuk Disabilitas Netra
Dia juga mengajak generasi muda untuk ikut serta menjaga bumi dengan menggunakan tas sendiri saat berbelanja. Hal itu juga upaya untuk menjaga lingkungan dengan tidak menambah limbah. (*)
*) Peserta magang dari Kemenaker RI.