Unggahan Erna Yulihastin dalam akun X (dulu Twitter).-tangkap layar-
Kepala BMKG Teuku Faisal Fathani menjelaskan bahwa gelombang tinggi dengan kategori sedang berpotensi muncul di Samudra Hindia selatan Jawa Timur hingga NTT, perairan selatan Jawa Timur, dan Selat Bali–Lombok–Alas bagian selatan. “Potensi dampak tidak langsung berupa hujan sedang hingga lebat dan gelombang tinggi harus tetap diwaspadai,” ujarnya.
BACA JUGA:Operasi Modifikasi Cuaca di Sumatera Berlangsung 24 Jam, Permudah Evakuasi dan Distribusi Bantuan
BACA JUGA:BMKG dan BNPB Gelar Operasi Modifikasi Cuaca untuk Antisipasi Banjir Lahar Dingin Semeru
BMKG mencatat kecepatan angin maksimum di sekitar sistem mencapai 15 knot dengan tekanan minimum 1009 hPa. Awan konvektif di sekitar pusat sirkulasi belum terorganisir dengan baik sehingga proses penguatan diprakirakan berlangsung lambat dalam 24 jam ke depan.
Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto menjelaskan bahwa dalam 24 jam mendatang intensitas 93S akan cenderung persisten dengan pergerakan perlahan ke arah barat daya. Dalam 48–72 jam berikutnya, sistem ini diperkirakan mulai meningkat intensitasnya seiring perbaikan pola sirkulasi dan tetap bergerak menjauhi Indonesia.
“Berdasarkan analisis kami, sistem ini belum berdampak langsung ke daratan Indonesia,” kata Guswanto.
Bibit Siklon Tropis 93S diketahui mulai terbentuk pada 11 Desember 2025 dengan pusat sirkulasi di sekitar 12.0°LS–117.0°BT dan masuk dalam Area of Monitoring TCWC Jakarta. (*)