Buka Konferda & Konfercab PDI Perjuangan Jatim, Hasto: Jadikan Jatim Soko Guru Bangsa

Sabtu 20-12-2025,13:35 WIB
Reporter : Mohamad Nur Khotib
Editor : Mohamad Nur Khotib

SURABAYA, HARIAN DISWAY - Sekjen DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto resmi membuka Konferensi Daerah (Konferda) dan Konferensi Cabang (Konfercab) Serentak di Hotel Shangri-La Surabaya, Sabtu, 20 Desember 2025.

Ia menekankan peran strategis Jawa Timur sebagai soko guru bangsa. Hal itu mengacu pada lima peristiwa sejarah penting yang menjadi fondasi ideologis perjuangan partai, sesuai arahan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.

Di awal pidatonya, Hasto menegaskan pentingnya Konferda dan Konfercab untuk meneguhkan sikap politik di Jawa Timur. Termasuk menyampaikan berbagai aspek persoalan ideologi, lingkungan, hukum, kesejahteraan rakyat yang wajib dijawab PDI Perjuangan.

BACA JUGA:Konferda-Konfercab PDI Perjuangan Jatim 2025, Said Abdullah Ajak Kader Jaga Solidaritas dan Fokus pada Kepentingan Rakyat

BACA JUGA:PDIP Tegaskan Disiplin dan Arah Partai lewat Konferda-Konfercab Serentak

“Untuk menghadapi hal itu, Bu Mega memberi arahan bagaimana PDI Perjuangan harus jadi soko guru,” ujar Hasto.

Menurut Hasto, berdasarkan sejarah, Jatim punya peran penting sejak era kerajaan. Tercatat, ada 5 peristiwa peradaban yang terjadi dan harus jadi pedoman kekuatan seluruh kader PDI Perjuangan Jawa Timur.

 “Lima hal ini membuat Jawa Timur sangat istimewa bagi Ibu Megawati. Jadikan lima perspektif ini jadi kekuatan kita semua,” jelasnya.

Pertama, sejarah Nusantara yang menempatkan bahwa Majapahit menjadi pusat peradaban. Kedua, sejarah Bung Karno  yang lahir dan menggembleng nilai ideologinya di Jawa Timur.  

Ketiga, Resolusi Jihad KH. Hasyim Asy’ari  yang melahirkan peristiwa 10 November dan menggegerkan dunia internasional. 

BACA JUGA:Said Abdullah Bangga Mental Juara Skuad Muda Banteng Jatim dalam Soekarno Cup 2025

BACA JUGA:Said Abdullah Apresiasi Prestasi Banteng Jatim U-17, Optimistis Juarai Soekarno Cup 2025 

Keempat, saat Megawati Soekarnoputri menyatakan dirinya sebagai Ketua Umum PDI Perjuangan secara de facto pada 7 Desember 1993.

Kelima, sejarah kekuatan arus bawah yang berhasil menjebol kepemimpinan otoriter Orde Baru dengan Pandegiling sebagai saksi perjuangan berdarah PDI Perjuangan.=

“Jadikan Pandegiling jadi bagian monumen yang hidup sebagai perjuangan arus bawah. Kekuatan itu membuktikan, saat Bu Mega menghadapi kekuasaan Orde Baru, Bu Mega dengan kekuatan arus bawah mampu menjebol gawang otoriter,” tuturnya.

Kategori :