Bendera Putih

Sabtu 20-12-2025,21:48 WIB
Reporter : Dhimam Abror Djuraid
Editor : Yusuf Ridho

Pada komunitas Jolly Rogers para bajak laut itulah ditemukan nilai-nilai kejujuran, kebebasan, dan kesetiakawanan. Nilai-nilai tersebut sudah sangat langka dalam realitas kehidupan sehari-hari. Nilai-nilai itu hanya menjadi slogan dan retorika yang diucapkan dengan gegap gempita selama masa kampanye saja.

Bendera putih di Aceh kurang lebih bermakna sama. Ada pesan kuat yang tergambar pada bendera putih itu. Putih berarti kosong, tidak ada isi. Janji kampanye dan pidato retorika menjadi suara kosong yang tidak punya arti. 

Ketika rakyat tidak berdaya dihajar bencana, yang bisa mereka lakukan adalah perlawanan simbolis dengan bendera putih. Bendera itu berarti ketidakberdayaan alias powerless. Tetapi, justru pada ketidakberdayaan itulah muncul power, kekuatan, dari masyarakat. 

Budayawan Cekoslowakia Vaclav Havel menyebutnya sebagai the power of powerless, ’kekuatan orang-orang yang tidak punya kekuatan’. Di tengah tekanan rezim otoritarian komunis yang pongah, pedagang buah di Ceko menolak memasang logo di toko buahnya, all workers unite, ’semua kaum pekerja bersatulah’.

Pembangkangan kecil itu ternyata kemudian meluas ke seluruh penjuru negeri. Semua pedagang buah menolak memasang logo komunis itu. Perlawanan kecil dari pedagang buah yang ”powerless” ternyata berkembang menjadi power yang menggulingkan pemerintah komunis Ceko pada 1992.

Bendera putih di Aceh punya makna sama. Justru di tengah ketidakberdayaan dalam gempuran bencana itu, mereka menunjukkan kekuatannya. Bendera putih tersebut simbol dari kekuatan di tengah ketidakberdayaan.

Dalam kondisi yang mencekik leher, pemerintah masih tetap keukeuh dengan pendapatnya. Tidak perlu ada bantuan asing. Pemerintah Indonesia bisa mengatasi semuanya sendirian. Retorika yang berapi-api tidak sesuai dengan kondisi di lapangan.

Sungguh ironis. Ketika rakyat mengibarkan bendera putih karena kelaparan, justru Pemkot Medan menolak bantuan 30 ton beras dari pemerintah UEA (Uni Emirat Arab).

Nasionalisme chauvinis ala Presiden Prabowo Subianto mengakibatkan rakyat tidak punya pilihan, kecuali mengibarkan bendera putih. (*)

Kategori :