ACEH, HARIAN DISWAY - Gubernur Aceh Muzakir Manaf alias Mualem mengungkapkan jumlah rumah warga yang rusak akibat banjir bandang dan tanah longsor di Aceh terus bertambah.
Kini, angkanya diperkirakan mencapai 200 ribu unit. Jauh melampaui rencana pembangunan hunian sementara (huntara) yang hanya mencakup 36.328 unit.
Ia mendesak pemerintah pusat untuk segera menambah alokasi huntara guna memenuhi kebutuhan ribuan penyintas bencana. “Belum lagi Padang dan Sumut. Aceh kan tiap hari laporannya tambah,” kata Mualem.
BACA JUGA:Status Banjir Sumatra Belum Ditetapkan sebagai Bencana Nasional, Begini Kata Seskab Teddy
BACA JUGA:Bencana Sumatra Belum Usai, Banjir Bandang Terjang Tegal
Padahal, hingga kini pemerintah pusat melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) baru menargetkan pembangunan 36.328 huntara di Aceh.
Itu sebagai bagian dari total 44.045 unit hunian sementara untuk tiga provinsi terdampak: Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat.
Mualem mengakui bahwa sejumlah donatur, termasuk pemerintah pusat, Yayasan Buddha Tzu Chi, dan Danantara, telah berkomitmen membantu pembangunan huntara. Namun, jumlah tersebut masih jauh dari cukup. “Saya rasa buat sementara cukup, tapi untuk keseluruhannya tidak cukup,” tegasnya.
Untuk mempercepat pemulihan, Pemerintah Aceh bersama kementerian terkait kini fokus pada normalisasi wilayah terdampak dan verifikasi lahan untuk pembangunan huntara.
BACA JUGA:Korban Tewas Banjir Sumatera Capai 1090 Orang
BACA JUGA:Bibit Siklon 93S Picu Cuaca Ekstrem, BMKG: Waspada Banjir dan Longsor di Jawa, Bali, hingga Papua
Alat berat telah dikerahkan ke sejumlah lokasi. “Supaya cepat lah. Memang ini harus kita benahi semua. Semua beko-beko kita kerahkan untuk normalisasi,” ujarnya.
Per Minggu, 21 Desember 2025, berdasarkan data Posko Tanggap Darurat Bencana Aceh kerusakan infrastruktur akibat bencana mencakup:
- 119.219 unit rumah rusak.
- 260 kantor, 631 tempat ibadah, 452 sekolah, 502 pondok pesantren, dan 192 fasilitas kesehatan (RS/Puskesmas) rusak.