KEDIRI, HARIAN DISWAY — Dinamika internal Nahdlatul Ulama memasuki fase krusial setelah para sepuh NU yang menggelar Musyawarah Kubro Alim Ulama dan Sesepuh NU di Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, mengeluarkan seruan islah kepada Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dengan tenggat waktu 3x24 jam.
Ultimatum tersebut merupakan hasil Musyawarah Kubro yang digelar pada Minggu, 21 Desember 2025. Dengan demikian, batas akhir seruan islah jatuh pada hari ini, Rabu, 24 Desember 2025.
BACA JUGA:Mantan Ketua PBNU Tanggapi Hasil Musyawarah Kubro di Lirboyo: Tidak Sesuai AD/ART
BACA JUGA:Muskerwil PWNU–PCNU se-Kaltara Dukung Keputusan Rais Aam dan Pj Ketum PBNU Gelar Muktamar 2026
Forum Lirboyo itu menghendaki rekonsiliasi antara kubu Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar dan Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya, yang sebelumnya dicopot dari jabatan Ketua Umum Tanfidziyah PBNU.
Menanggapi seruan tersebut, KH Miftachul Akhyar menyatakan menghormati Musyawarah Kubro karena digagas oleh KH Anwar Manshur selaku salah satu Mustasyar PBNU.
Namun, ia menegaskan bahwa keputusan pemberhentian Gus Yahya telah ditempuh sesuai mekanisme konstitusional organisasi.
“Forum kultural tersebut tentu kami hormati, karena berangkat dari inisiatif KH Anwar Manshur selaku salah satu Mustasyar PBNU,” kata Miftachul dalam keterangannya, Selasa, 23 Desember 2025.
BACA JUGA:Jaga Tradisi NU, Pj Ketum PBNU Sowan ke Ploso dan Lirboyo
BACA JUGA:Rais Aam PBNU Ajak Masyarakat Teladani Pendiri NU KHR Asnawi
Tetapi, imbuhnya, keputusan organisasi harus berjalan sesuai aturan dan mekanisme Jam'iyah. Semua harus kembali kepada mekanisme organisasi, karena di situlah muruwah Jam'iyah Nahdlatul Ulama dijaga.
Menurutnya, pemberhentian Gus Yahya tidak dilakukan secara mendadak ataupun sepihak. Dewan Syuriah PBNU telah melakukan proses tabayun hingga dua kali.
Bahkan, Dewan Syuriah PBNU juga telah melakukan tabayun hingga dua kali dengan Gus Yahya, masing-masing pada 13 dan 17 November.
“Namun, pada kesempatan itu, Gus Yahya justru balik lebih awal dari waktu yang disediakan Rais Aam,” jelasnya.
Ia menambahkan bahwa pada pertemuan kedua, Gus Yahya memilih meninggalkan forum lebih cepat.