Mentan Optimistis Bisa Kendalikan PMK

Mentan Optimistis Bisa Kendalikan PMK

1200 Ekor sapi di Kabupaten Aceh Tamiang, Aceh dikonfirmasi positif terinfeksi penyakit mulut dan kuku (PKM).-Faizal Pamungkas-

PENYAKIT mulut dan kuku (PMK) menyerang 2.000 hewan ternak di Jawa Timur. Namun, jumlah kematiannya masih di bawah 3 persen. Itu sekitar 33 ekor yang tak terselamatkan.

”Artinya, pengendalian sudah bisa kami lakukan,” ujar Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo saat meninjau posko penanganan PMK di Desa Sembung, Gresik, siang kemarin (10/5). 

Memang beberapa upaya sudah dilakukan. Termasuk menutup pasar hewan di empat kabupaten. Yaitu, Kabupaten Gresik, Sidoarjo, Lamongan, dan Mojokerto. Juga, dua kabupaten di Naggroe Aceh Darussalam. 

Syahrul telah meminta seluruh bupati di semua daerah itu melakukan pengendalian teknis. Misalnya, menutup lokasi atau kandang hewan ternak yang terinfeksi.

Masyarakat tidak perlu panik. Sebab, Syahrul memastikan virus PMK itu tidak menular ke manusia. Bahkan, hewan yang terjangkit bisa disembuhkan. Yakni, dengan pengobatan rutin maupun dicegah dengan vaksinasi.

”Kami memastikan tidak ada pemusnahan hewan ternak,” katanya. Cukup dengan upaya pengobatan. Selain itu, pemerintah masih melakukan penelitian lebih lanjut. Termasuk dengan rencana pembuatan vaksin sendiri. Syahrul berharap agar pengendalian itu tidak mengganggu suplai hewan ternak di Indonesia.

Sementara itu, Direktur Utama Perusahaan Daerah Rumah Potong Hewan (PDRPH) Surabaya Fajar A. Isnugroho memperketat pengawasan sapi yang bakal disembelih. Semua sapi harus dilengkapi dengan surat keterangan sehat hewan (SKKH) asli dari daerah asal hewan. ”Dengan SKKH asli, RPH hanya ingin memastikan ternak sapi yang masuk ke RPH tidak berasal dari wilayah Sidoarjo, Gresik, Lamongan, Mojokerto, tempat terjadinya wabah PMK,” ujarnya.

Petugas juga menyemprot disinfektan pada kendaraan pengangkut hewan yang masuk ke kandang transit atau halaman RPH. Semua pengguna jasa RPH juga diminta menjaga kebersihan pikap atau truk pengangkut sapi. 

RPH juga mengirim sampel serum ke Pusat Veteriner Farma (Pusvetma) di Jalan A.Yani 68–70, Surabaya. Terdiri atas 11 sampel serum sapi dan 50 sampel serum babi. ”Semuanya negatif,” tegas Fajar.

Hasil uji sampel PMK juga ditembuskan ke Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, Direktur Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, Kepala Balai Besar Veteriner Wates, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Surabaya, serta Direktur Utama Rumah Potong Hewan Surabaya. (*)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: