Marak Penembakan Masal, Warga AS Kutuk Keras Kebebasan Senjata

Marak Penembakan Masal, Warga AS Kutuk Keras Kebebasan Senjata

NAMA-NAMA KORBAN yang terpasang pada memorial di depan Robb Elementary School, Uvalde, Texas.-CHANDAN KHANNA-AFP -

TEXAS, DISWAY.ID - Tangis itu masih kencang. Air mata masih mengalir deras. Itulah yang tampak dalam upacara mengenang korban penembakan masal di Robb Elementary School, Uvalde, Texas, Rabu malam, 25 Mei 2022.

Di hari jahanam itu, Selasa, 24 Mei 2022, Salvador Ramos, pemuda tanggung berusia 18 tahun, mendadak menggila. Dengan senapan serbu AR-15, ia menembak wajah neneknya yang berumur 66 tahun.

Kejadian selanjutnya lebih mengerikan…

Ramos—yang kerap menjadi korban perundungan dan punya kecenderungan menyakiti diri sendiri—menuju Robb Elementary School. Sekolah dasar di kawasan yang banyak dihuni warga Latin tersebut. Di situ, ia memuntahkan amarahnya. Berondongan peluru menewaskan 19 orang. Termasuk dua guru.

Fakta bahwa Ramos bisa punya senjata dengan gampang itulah yang sedang memusingkan Gubernur Texas Gregg Abbott. Ia langsung ditekan untuk mengetati aturan kepemilikan senjata. Tetapi, sebagai politisi Partai Republik, Abbott tetap berupaya berkelit. ’’Menurut saya, pelaku ini memang berjiwa iblis,’’ ucapnya.

Itu persis seperti lagu yang kerap dimainkan oleh anggota Partai Republik. Bahwa senjata tidak bisa disalahkan. Kemudahan membeli senjata tidak bisa dijadikan kambing hitam pada ’’epidemi’’ penembakan masal di AS.

Abbott juga bertahan menjaga lobi Asosiasi Senjata Nasional AS yang begitu kuat. Asosiasi itu melabeli Ramos sebagai ’’pelaku kriminal tunggal yang tidak waras.’’


PESAN TERTULIS dari seorang warga Uvalde, Texas, yang berharap nama-nama korban penembakan tidak akan pernah terlupakan, Rabu, 25 Mei 2022.-CHANDAN KHANNA-AFP-

Tentu saja, kubu Partai Demokrat meradang. Salah seorang pegiat anti kepemilikan senjata berseru saat Abbott memberi keterangan pers. ’’Ini salahmu! Kamu tidak berbuat apa-apa! Kejadian ini sungguh bisa kita perkirakan saat kamu memilih berdiam diri,’’ seru Beto O’Rourke, lelaki tersebut.

Pada hari penembakan itu, Rosie Buantel, warga setempat, juga meradang. ’’Aku sedih dan marah pada pemerintahan kita. Mereka tidak berbuat apa-apa untuk mengontrol senjata,’’ ucap perempuan paro baya itu seperti dikutip Agence France-Presse. ’’Ini sudah berkali-kali terjadi. Dan tidak ada yang berbuat apa-apa,’’ katanya.

Pidato Presiden Joe Biden yang sangat emosional. Biden minta legislator AS untuk membikin aturan yang lebih ketat tentang kepemilikan senjata. ’’Saya sudah muak dan capai pada hal yang terus menerus terjadi ini,’’ ucap Biden.

Pidato tersebut memang cukup kuat. Meskipun belum tentu mengubah keadaan. Aturan kepemilikan senjata di AS masih sangat longgar. Orang masih sangat gampang membeli senjata. Dan yang jelas, pidato Biden tidak akan bisa menghapus duka keluarga korban.


ANGIE GARCIA, menenangkan putranya yang menangis saat upacara mengenang korban penembakan di Robb Elementary School, Uvalde, Texas.-CHANDAN KHANNA-AFP-

’’Hati saya hancur,’’ kata Ryan Ramirez yang dikutip Agence France-Presse. Anak perempuannya yang berumur 10 tahun, Alithia Ramirez, tewas.

Ramirez mengucapkan kalimat itu di tengah-tengah upacara untuk mengenang para korban. Sekitar seribu orang hadir dalam malam penuh keharuan itu.

Ramirez mengenang Alithia sebagai gadis yang sangat berbakat di bidang seni. Ia membawa kartu ulang tahun yang dibikin Alithia untuk sang ibu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: