Ulang Tahun Vyanisty

Ulang Tahun Vyanisty

 

 

Happy Anniversary vyanistyku yang ke 9 tahun

Terimakasih buanyaaakkk atas support tulusnya selama iniii buat akuu

Maafin akuu yang masih banyak kekurangannyaaa

Sukses selalu dimanapun kalian berada dan semoga kalian nggak akan pernah jenuh untuk support akuu dalam bentuk apapun

(Dikirim oleh Via Vallen pada tanggal 24 September 2019 di Instagram)

Sebelum mulai membedah unsur kebahasaan kiriman Mba Via Vallen di atas, pertama, saya ingin memohon maaf kepada seluruh Vyanisty seluruh Indonesia. Tulisan ini hanya untuk pembelajaran, bukan untuk mencari gara-gara.

Motivasi saya menulis ini murni karena saya ingin mempunyai kaos oblong DI’s Way. Hehe. Latar belakang pemilihan kiriman Mba Via Vallen yang akan diulas ini adalah karena masukan dari teman saya, yang seorang Vyanisty.

Kedua, saya juga akan memohon maaf kepada seluruh pembaca DI’s Way. Saya bukan ahli bahasa. Jujur saja, dari lahir sampai sekarang saya tidak pernah mencicipi bangku sekolah.

Baiklah, tidak berpanjang lebar. Hal pertama yang akan disoroti adalah pencampuran bahasa Indonesia dengan bahasa asing (bahasa Inggris). Masyarakat Indonesia memiliki kemampuan menggunakan dua buah bahasa atau lebih, khususnya bahasa daerah dan bahasa Indonesia.

Dalam hubungan lingkungan dengan sesama penutur bahasa, kedwibahasaan tersebut menyebabkan interferensi bahasa, integrasi bahasa, alih kode, campur kode, dll. Dalam konteks ini, fenomena yang terjadi adalah campur kode. Campur kode adalah penggunaan dua bahasa atau lebih dengan saling memasukkan unsur bahasa. Campur kode disebabkan beberapa faktor, diantaranya keterbatasan kosa kata dan penggunaan istilah yang lebih populer.

Hal kedua adalah penulisan kata. Berikut ini penulisan yang perlu dikoreksi.

  1. Penggunaan huruf yang berlipat ganda

Buanyaaakkk, Iniii, Akuu, kekurangannyaaa

Sumber: