Imam Mahfudzi dan Fokus Tiga Jurus
Kejadian tersebut membuat Iqbal trauma. Imam menjelaskan bahwa Iqbal sampai muntah. Sempat gelisah berlebih saat mendengar suara sirene ambulans. Ketika pulang, tidak berani menceritakan pengalaman buruknya kepada keluarga. Takut dilarang terjun lagi membantu pergerakan MCCC. Setelah mentalnya membaik, Iqbal kembali bertugas bersama relawan lainnya.
Para relawan yang bergabung dengan MCCC berasal dari berbagai latar belakang. Mereka bekerja sebagai ojek online, guru, dokter, dan lain sebagainya. Rata-rata sudah berkeluarga. Semua memiliki kesibukan masing-masing. Kendati demikian, MCCC harus tetap menyediakan relawan yang siap-sedia berangkat kapan saja.
Mereka harus siap turun langsung ke lapangan dengan risiko apa pun. Termasuk membawa pulang virus ke tengah-tengah keluarga.
Imam merasa bersyukur aktivitas relawan MCCC sudah menurun. Setidaknya itulah yang mereka rasakan pada minggu kedua Agustus. Pemulasaraan jenazah terakhir dilakukan pada 11 Agustus.
“Saya tetap mengkondisikan para relawan agar selalu siap dipanggil kapan saja,’’ katanya. (Ajib Syahrian Nor)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: