’’Membeli’’ Memori Masa Silam

’’Membeli’’ Memori Masa Silam

MASA lalu memang mahal. Sekali terlewat, ia tak bisa kembali lagi. Karena itu banyak yang berupaya mengabadikan masa silam itu melalui serangkaian diorama yang menjelma sebagai mesin waktu. Termasuk di Raffles City, pusat perbelanjaan besar di Shanghai, Tiongkok.

Mal supergede itu membangun salah satu arealnya menyerupai suasana lapak tradisional khas perkotaan Tiongkok di era 90-an. Di sana ada aneka penganan yang kini sudah mulai tergerus zaman. Toko-toko didirikan, seperti bangkit dari era dua dekade lalu.

Pengunjung pun berjubel memasuki ’’lorong waktu’’ tersebut. Mereka berfoto di depan diorama toko yang menjual televisi tabung yang kini sudah punah tergerus televisi langsing. Anak-anak mencoba makanan yang dulu dinikmati oleh ayah-ibu, paman-bibi, hingga kakek-nenek mereka.

Wahana tersebut dibangun menyerupai longtang atau gang perkotaan ala Shanghai. Tak heran, di situ ada dapur bergaya lawas plus ruang tamunya. Di depan areal tersebut juga ada seorang nenek yang menjual bunga anggrek. Juga ada kios koran yang menjual majalah terbitan 1995.

’’Sekitar 60 persen barang yang dipamerkan ini asli dari Shanghai,’’ kata Lin Tao, salah seorang kurator, seperti dikutip Shanghai Daily. Ia menemukan banyak benda-benda lawas di kawasan perumahan yang akan dihancurkan untuk menjadi hunian modern.


PENGANAN ERA DULU yang dijual di Raffles City, Shanghai.
(Foto: CHINA DAILY)

Wahana itu membuat Raffles City menjadi magnet pengunjung. Mereka mengalir masuk ke mal yang terletak di distrik Hongkou, tersebut.

Wahana itu terletak di Rafless City The Bund, mal Raffless City ke-10 di dunia dan yang ke-3 di Shanghai. Letaknya di dekat Sungai Huangpu. Berada di atas Stasiun Tilanqiao, Metro Line 12, mal tersebut seluas 420 ribu meter persegi.

Menurut otoritas distrik Hongkou, mal berjuluk Inspiring City tersebut dibangun untuk mengawinkan budaya, seni, teknologi, dan pariwisata. (Doan Widhiandono)

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: