Laba Bersih Pakuwon Rp 2,46 Triliun

Laba Bersih Pakuwon Rp 2,46 Triliun

PT Pakuwon Jati (PWON) berhasil menaikkan laba pada semester I 2021. Perusahaan yang bergerak di bidang properti dan mal itu akan terus menggenjot kinerja perusahaan. Targetnya semester depan laba bisa kembali naik.

Director and Corporate Secretary PT Pakuwon Jati Minarto Basuki mengatakan bahwa laba semester I PWON adalah Rp 2,46 trilun. Naik sebanyak 24,6 persen dari tahun sebelumnya. Yang sebesar Rp 1,974 triliun. Sedangkan laba bruto semester ini tercatat Rp 1,171 triliun. Naik 21 persen dibanding tahun lalu yang sebesar Rp 968 miliar.

Sepanjang enam bulan pertama, perseroan telah mengucurkan belanja modal. Dana itu dipakai untuk membiayai proyek perusahaan. Seperti Kota Casablanca Fase 2, Tunjungan Plaza 6, Pakuwon Mall Fase 3 dan 4. Selain itu pembangunan East Coast Mansion serta Pakuwon Mall Bekasi. Totalnya mencapai Rp 269 miliar.

Minarto juga mengatakan bahwa perusahaan berhasil mencetak pertumbuhan laba komprehensif. Yakni laba tanpa memperhitungkan kurs mata uang asing. Tercatat sebesar Rp 94 miliar dan penalti atas penebusan utang obligasi sebesar Rp 99 miliar. ”Artinya naik sebesar 15,2 persen dari tahun lalu. yang hanya Rp 625 miliar. Sekarang Rp 720 miliar,” ujarnya.

Pada April, perusahaan menerbitkan obligasi sebesar 300 juta dolar AS. Serta obligasi tambahan di bulan Mei sebesar 100 juta dolar AS. Obligasi tersebut berbunga 4,87 persen dengan tenor tujuh tahun. Serta digunakan untuk surat utang sebesar 250 juta dolar AS.

Pendapatan tahun 2021 terdiri dari 54 persen recurring revenue dan 46 persen development revenue. Untuk recurring revenue mencapai Rp 1,329 triliun. Naik 16 persen bila dibanding tahun lalu. Sedangkan development revenue Rp 1,132 triliun. ”Strategi ini agar perseroan tumbuh dengan komposisi pendapatan yang berimbang,” katanya.

General Manager Marketing Pakuwon Group Hario Utomo mengatakan, sejak PPKM Darurat, penjualan properti menjadi sepi. Marketing tidak bisa menggelar expo properti. Serta banyak masyarakat yang tidak bisa keluar rumah secara bebas.

Marketing menargetkan penjualan dalam sebulan bisa mencapai minimal Rp 100 miliar. Sedangkan pada bulan Juni-Juli penjualan properti minim. ”Artinya kami harus menggenjot pendapatan Rp 200 miliar untuk bulan September dan Oktober. Biar bisa menutup target dua bulan PPKM itu,” katanya.

Pakuwon menargetkan pendapatan perseroan mencapai Rp 1,4 triliun. Padahal penjualan properti maupun pendapatan Pakuwon mulai bergairah sejak Februari-Mei lalu. Bahkan pendapatan per bulan bisa lebih dari Rp 100 miliar.

Meski begitu Pakuwon masih tertolong oleh kebijakan free PPN yang diperpanjang pemerintah. Hario optimistis pendapatan perusahaanya melampaui target. Apalagi perusahaannya masih memiliki properti yang siap dijual. ”Selain itu ada mal juga yang bisa memberikan keuntungan. Jadi saya rasa pendapatan di semester kedua perusahaan kami juga akan naik,” katanya. (Andre Bakhtiar)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: