Kontrak Relawan Surabaya Memanggil Berakhir

Kontrak Relawan Surabaya Memanggil Berakhir

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengumumkan Surabaya butuh bala bantuan awal Juli lalu. Pemkot sudah kewalahan. Gerakan Surabaya Memanggil dibentuk untuk melapisi tenaga kesehatan yang babak belur di garda depan.

Pendaftaran dibuka secara daring. Dalam empat hari, pemkot berhasil menjaring 2.500 relawan. Mereka disebar untuk menjadi sopir ambulans, petugas pemulasaran jenazah, panitia vaksinasi, hingga relawan rumah sakit darurat di Gelora Bung Tomo (GBT) dan Lapangan Tembak Tambak Wedi.

Kini situasi sudah membaik. Banyak nakes yang tertular sudah sembuh. Oksigen tidak lagi langka. Kamar tidur di rumah sakit banyak yang kosong.

Relawan diperbolehkan mundur dari garda depan. Nakes, Satpol PP, BPB Linmas Surabaya sudah bisa mengatasi situasi Covid-19 tanpa bantuan tenaga pelapis. “Situasi sudah mendingan. Pemakaman bahkan sempat nol dalam sehari,” kata Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Surabaya Suharto Wardoyo kemarin (31/8).

Pemakaman sempat menembus 190 jenazah per hari pertengahan Juli lalu. Kini angkanya selalu di bawah 10 jenazah setiap hari.

Sudah tidak ada yang pasien yang terpaksa dirawat di rumah. Relawan sopir ambulans yang disiagakan untuk menjemput jenazah dari rumah pasien kini lebih banyak bersiaga di posko. Demikian pula dengan petugas pemulasaran jenazah.

Kini yang ramai di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Keputih dan Babat Jerawat adalah pelayat. Tak terlihat lagi tumpukan peti jenazah dan antrean ambulans di gerbang masuk makam.

Pemkot pun memutuskan untuk tidak lagi memakai tenaga relawan kemarin (31/8). Namun, pemkot tetap mencatat nama relawan yang sudah membantu penanganan Covid-19 selama dua bulan terakhir. Mereka diminta siap siaga apabila kembali dibutuhkan. “Karena tidak ada yang tahu situasi ke depan bagaimana,” lanjut mantan Kadispendukcapil Surabaya itu.

Koordinator Relawan Surabaya Memanggil Aryo Seno Bagaskoro mengatakan kerja relawan tidak boleh terhenti meski kondisi sudah membaik. Mereka diharapkan memperkuat jaringan di tempat tinggal masing-masing. “Karena perang belum usai,” kata mantan Ketua Aliansi Pelajar Surabaya itu.

Ada 2.500 relawan yang terjaring. Namun Seno melihat ada 635 orang yang menjadi kekuatan inti. Mereka inilah yang siap diterjunkan kapan pun. Rencananya pemkot akan memberikan piagam penghargaan kepada semua relawan Jumat (3/9) di Balai Kota Surabaya.  (Salman Muhiddin)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: