Vaksinasi Difabel dan Pelajar Digencarkan

Vaksinasi Difabel dan Pelajar Digencarkan

AHMAD Rofii terlihat semringah kemarin. Warga Bulak Banteng itu disambut Ketua Tim Penggerak PKK Surabaya Rini Indriyani. Tangannyi sigap meraih kursi roda yang dipakai Ahmad. Rini pun mendorong kursi roda tersebut menuju tempat vaksinasi.

Ahmad akhirnya bisa mendapat vaksin. Setelah lama ia menunggu kedatangan vaksin untuk penyandang disabilitas. ”Saya akhirnya tidak takut lagi dengan korona,” ujarnya.

Rasa senang itu juga terpancar dari wajah Surtini Mardiah. Warga Kenjeran tersebut telah mendapat vaksin dosis pertama. ”Alhamdulillah. Tidak ada KIPI (kejadian ikutan pasca-imunisasi). Jadi, saya cepat pulang,” katanyi.

Pemkot Surabaya menggelar vaksinasi massal untuk penyandang disabilitas kemarin. Diadakan di gedung tim penggerak (TP) PKK Surabaya sampai besok. Ada 901 kuota yang disiapkan.

Rini mengatakan, semua peserta vaksin difasilitasi. Mulai penjemputan, pendaftaran, sampai pulang. Dia menjelaskan, TP PKK memiliki tim baru. Bernama Pendekar Biru (Pendampingan oleh Kader dalam Rangka Adaptasi Kebiasaan Baru).

Selain pendamping vaksinasi, mereka berperan dalam penyuluhan. ”Mereka juga turun langsung ke lapangan. Mendata para difabel,” katanyi.

Wali Kota Eri Cahyadi juga meninjau langsung pelaksanaan vaksinasi itu. Ia mengatakan, gedung TP PKK dipilih karena dirasa layak untuk pelaksanaan vaksinasi. Tempat tersebut cukup luas untuk menampung 300 peserta tiap hari. Selain itu, vaksin yang digunakan jenis Sinopharm.

Pemkot juga menggandeng PKK dalam pelaksanaan vaksinasi kemarin. Sebab, kelompok tersebut dirasa mampu untuk mengajak warga difabel. Terutama mereka yang takut terhadap jarum suntik. ”Saya cukup senang karena semua warga bisa divaksin. Selain itu, vaksinasi ini memiliki tantangan dalam hal mengajak,” kata mantan kepala bappeko itu.

Pemkot Surabaya memang tengah menggiatkan vaksinasi difabel. Selain itu, mereka kembali menggencarkan vaksin untuk pelajar. SMAN 21, SMA Khadijah serta SD dan SMP Muhammadiyah juga menggelar vaksinasi.

Eri mengatakan, masih banyak pelajar yang belum divaksin. Sampai kemarin, baru 26 persen dari terget pelajar di Surabaya yang sudah divaksin dosis pertama. Itu sekitar 70 ribu dari total 280 ribu siswa. Ia menargetkan akhir bulan seluruh pelajar sudah tervaksin. ”Sehingga orang tua merasa aman saat sekolah tatap muka,” ungkapnya.

Mulai Senin beberapa SMP di Surabaya menggelar PTM. Sedangkan SD baru diperbolehkan simulasi. Pada surat keputusan bersama (SKB) empat menteri, vaksinasi pelajar bukan syarat utama pembelajaran tatap muka (PTM). Asal sarpras sekolah siap dan orang tua mengizinkan, siswa boleh datang ke sekolah. Selain itu, bila Eri ingin semua siswa tervaksin, berarti pemkot harus menyiapkan minimal 7.000 dosis pertama.

Sementara itu, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa meninjau langsung vaksinasi di SMA Khadijah. Vaksin yang digunakan Sinovac. Jatahnya 1.300. Targetnya ialah pelajar SMA, SMP, dan Panti Asuhan Khadijah. ”Vaksinasi pelajar ini sebagai proses percepatan PTM,” ujarnyi. (Andre Bakhtiar)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: