Sarankan Tidak Terburu-buru
Pemkot Surabaya masih kesulitan menjaring calon direkur utama PDAM Surya Sembada. Pendaftaran sudah dibuka selama dua bulan. Pendaftar masih 7 orang. Pemkot mulai menawarkan lowongan ke beberapa dirut PDAM daerah lain. Salah satu yang dihubungi itu adalah Dirut PT Adhya Tirta Batam (ATB) Benny Andrianto. Harian Disway mewawancarainya tadi malam (5/9).
--
Apa Anda termasuk dirut yang sempat ditawari pihak pemkot Surabaya?
Iya. Dapat surat juga, soal lowongan itu. Saya sebarkan ke staf. Siapa tahu ada yang tertarik bergabung. Tapi kalau saya pribadi ada handicap atau rintangan. Usia saya sudah 59 tahun. Sedangkan syarat usia maksimal 55 tahun.
Ada banyak dirut lain yang tidak terkendala usia. Mengapa mereka tidak mau menerima tawaran dari Surabaya?
Tidak semua berani melamar. Ada tiga kelas di perusahaan air negara kita. Kelas kecil: di bawah 50 ribu pelanggan. Kelas sedang sampai 100 ribu. Sedangkan yang kelas besar yang punya lebih dari 100 ribu itu jumlahnya cuma 17 perusahaan.
Yang kelas kecil lebih dari 50 persen. Ibarat kita cari sopir, nggak mungkin sopir bajaj berani melamar pekerjaan untuk truk gandeng.
Surabaya termasuk kelas paling besar. Pelanggan 600 ribu. Bandung masih 150 ribu, Medan 400 Ribu. Saya di Batam pegang 300 ribu pelanggan.
Apa saran Anda untuk PDAM Surabaya?
Tempat mencari calon dirut jangan dibatasi dari PDAM saja. Karena professional banyak dari swasta. Dua direktur PDAM Surabaya sebelumnya dari swasta kan? Pak Selim yang pindah ke Aetra Air Jakarta dan Pak Mujiaman contohnya.
Calon juga tidak harus dari bidang air. Karena dirut itu yang paling dibutuhkan adalah leadership dan manajemen. Dirut urusannya tidak teknis. Kalau tidak salah Pak Selim awalnya dari perusahaan minyak.
Kalau belum dapat tidak perlu buru-buru juga. Kalau memang ingin cari orang yang berkualitas jangan nabrak-nabrak. Untuk nyari orang yang tidak punya standar khusus saja saya baru dapat tiga bulan. Apalagi cari jabatan khusus.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: