Anggap Presiden Afghanistan Pengecut
Pergantian kekuasaan di Afghanistan sudah biasa terjadi. Dalam lima dekade, setidaknya lebih dari 5 pemimpin terjungkal dari kekuasaannya. Bahkan, akhir para penguasa kerap tragis. Mohammad Doud Khan dibunuh pada 1978. Mohammad Najibullah ditembak dan digantung di tiang pada 1996.
----------------------------------
KERINGAT di dahi Mohammad Ayub Mirdad kembali bercucuran. Suara azan duhur terdengar cukup keras di rumahnya. Suhu di Sidoarjo memang tidak cocok bagi Ayub. Tapi itu sudah mendingan ketimbang saat kali pertama ia tiba di Indonesia. Alergi panas sempat menghalangi kuliahnya di Universitas Airlangga.
Ayub sangat sedih melihat negaranya yang kembali kacau. Media massa mengabarkan, banyak penduduk berusaha kabur dari Afghanistan. Bandara Kabul penuh sesak oleh penduduk yang mencoba kabur dengan pesawat. Bahkan karena terlalu banyak, para penduduk nekat bersembunyi di roda pesawat.
”Anda lihat sendiri betapa susahnya menjadi warga negara Afghanistan. Ketika mereka keluar dari negara, kami sering disebut teroris karena masa lalu. Tapi di dalam banyak permasalahan,” ujar Ayub.
Lelaki brewok itu heran dengan kondisi negaranya. Apalagi Taliban bisa menguasai Kota Kabul dalam hitungan jam. Tanpa perlawanan berarti dari negaranya.
Ia tahu bahwa presidennya Ashraf Ghani kabur ketika Taliban mulai masuk Kota Kabul. Bagi Ayub, yang dilakukan presiden itu seperti pengecut. Apalagi si presiden dikabarkan kabur membawa uang yang cukup banyak. Meski sampai sekarang belum diketahui berapa total uang yang berhasil dibawa kabur.
Ayub curiga bahwa Ghani sengaja kabur dan tidak ada niat untuk mempertahankan negara dari Taliban. Padahal presiden memiliki ratusan ribu tentara yang siap bertempur melawan Taliban. Apalagi ditunjang dengan persenjataan bekas tentara Amerika.
Sebelum insiden Ghani kabur, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden memerintahkan tentaranya mundur dari Afghanistan. Batas waktunya akhir Agustus. Otomatis tentara Afghanistan tidak bakal mendapat bantuan pasukan dari AS.
Penarikan itu mengakhiri perang terpanjang yang pernah diikuti AS. Sudah 20 tahun pasukan negeri Paman Sam itu ada di Afghanistan. AS tiba di Afghanistan untuk mencari Osama Bin Laden yang dituduh menjadi dalang serangan gedung World Trade Center (WTC) pada 2001.
Kata Ayub, negaranya mengulang kejadian ketika Uni Soviet menarik tentaranya. Partai Rakyat Demokratik Arghanistan (PDRA) porak-poranda. Beberapa anggota partai ditangkap. Begitu juga dengan pemimpin PDRA, Mohammad Najibullah.
Najibullah sempat bersembunyi di kompleks Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Namun ketika Najibullah dan saudaranya keluar dari kompleks, mereka ditangkap Taliban. Lalu disiksa. Setelah itu dibawa ke istana. Kemudian dibunuh tanpa pengadilan.
Mayat keduanya diseret dengan mobil. Lalu digantung di hadapan publik. Begitulah cara Taliban untuk menakuti-nakuti penduduk Afghanistan ketika itu.
Dalam konferensi pers, Ghani mengaku kabur karena takut dibunuh Taliban dengan cara yang sama dengan Najibullah. ”Tapi meninggalkan negara dalam kondisi seperti itu sama buruknya. Sampai kapan pun Ghani tidak akan mendapat gelar pahlawan dengan tindakan pengecutnya itu,” kata Ayub dengan nada yang mulai meninggi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: