Serial Dimaz Muharri (23): Selamat Jalan Qaqa Muharri

Serial Dimaz Muharri (23): Selamat Jalan Qaqa Muharri

Menurut Dimaz, dokter Budi Prasetyo yang membantu proses pemakaman Qaqa Muharri. Saat itu, Dimaz dan Via belum punya kartu keluarga Surabaya. Jangankan KK, KTP saja masih beda. Dimaz masih KTP Binjai dan Via ber-KTP Jakarta. Mereka masih ikut KK orang tua masing-masing.

Gara-gara KTP berbeda itu, Dimaz dan Via harus bawa buku nikah ke manapun pergi. "Kalau mau check in hotel kami tunjukkan buku nikah biar tidak dikira macam-macam," kata Dimaz lantas tertawa. Biasanya itu diperlukan saat Via mendampingi Dimaz bertanding ke luar kota.

Via begitu terpukul dengan meninggalnya Qaqa Muharri. Usia kandungan sudah hampir delapan bulan. Tinggal sebulan lagi, bayinyi lahir. "Mama via dan kakaknyi saya minta datang ke Surabaya untuk menghibur Via. Kondisinya benar-benar mengkhawatirkan saat itu," kata pebasket asal Binjai itu.

Butuh waktu agak lama bagi Via untuk bisa bangkit lagi. Dua bulan lebih mama dan kakaknyi bergantian menemani Via. Saat itu Dimaz harus ke Jakarta dan kemudian ke Batam untuk bergabung dengan training center timnas basket proyeksi SEA Games 2015 di Singapura. Dimaz yang juga down akhirnya tidak lolos dalam seleksi terakhir timnas. Dari 15 pemain, tiga dicoret. Salah seorang di antaranya Dimaz.

Via mulai move on setelah bekerja kembali. Dia menjadi staf HRD di Jawa Pos. Kesibukannyi saat itu sangat membantu untuk melupakan kesedihan atas kehilangan Qaqa Muharri. (Tomy C. Gutomo-Bersambung)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: