Bekuk Teroris, Polri Dikritik

Bekuk Teroris, Polri Dikritik

Pernyataan Ridlwan itu, selain warning kepada Polri, juga menggalaukan publik. Sasaran teroris kan publik. Bisa juga ditafsirkan, mengompori teroris, yang belakangan mulai padam.

Walaupun, mungkin juga dimaksudkan Ridlwan, agar polisi lebih waspada. Ia cinta Polri. Tapi, menasihati polisi soal teroris kan mirip mengajari bebek berenang.

Residivis teroris Abu Rusydan, disebut Ridlwan, punya banyak pengikut di Youtube. Ceramah-ceramahnya digemari publik. Yang paling terkenal berjudul Pancasila Bukan Islam.

Ridlwan: "Polri harus segera menghapus ceramah-ceramah Abu Rusydan."

Tapi, sampai Minggu petang, video Pancasila Bukan Islam masih ada di Youtube.

Diunggah channel Manjaniq Media, 12 Juli 2018. Berdurasi 5 menit 08 detik. Jumlah penonton 2.644 views per Minggu (12/9). Like 33, unlike 2. Sedangkan jumlah subscribers channel itu 2,07 ribu.

Data medsos tersebut menunjukkan, unggahan video Pancasila Bukan Islam sangat tertonton. Jumlah penonton melebihi jumlah subscribers. Tapi, jumlah like 0,32 persen dari jumlah penonton.

Apa isinya? Tidak ada film. Hanya ada foto pria berpipi gemuk, yang diberi tulisan: Ustadz Abu Rusydan, Pancasila Bukan Islam. Dan, suara pria berceramah.

Dibuka begini: "Saya pengin mengoreksi sedikit. Pemahaman yang berkembang di sebagian masyarakat Islam."

Dilanjut: "Bahwa Ketuhanan Yang Maha Esa di Pancasila itu tauhid. Pancasila bukan Islam. Islam bukan Pancasila. Jangan hanya karena, mobil itu berkaki empat, dan meja berkaki empat, maka Anda mengatakan bahwa meja adalah mobil."

Ceramah itu main analogi. Mobil dan meja. Pemilihan analogi yang terlalu sederhana. "Jangan menganggap bahwa meja sama dengan mobil". Orang model apa yang menganggap itu sama? Analogi yang tidak analog.

Barangkali, karena kesederhanaan itu, unggahan tersebut belum diblokir dari Youtube. Dianggap tidak bahaya. Atau, mungkin saja karena kelalaian.

Satu lagi, Ridlwan mengkritik (ke Badan Nasional Penanggulangan Terorisme/BNPT) bahwa terbukti, deradikalisasi gagal. Buktinya, Abu Rusydan yang pernah dipenjara sebagai teroris ternyata ditangkap Densus 88 lagi.

Ridlwan: "Selama belasan tahun, Abu Rusydan bebas tanpa ada keberhasilan pemerintah menundukkan ideologinya."

Berdasar asumsi, teroris dibentuk melalui brainwashing. Cuci otak. Brainwashing bisa positif, bisa negatif. Pembentukan teroris adalah yang negatif. Sehingga teroris merasa: Membunuh manusia dibolehkan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: