Puzzle Film dari 120 CCTV, Lidik Rampok Emas di Medan
Tiba di depan toko emas, mereka tidak action. Melewatinya. Terus jalan. Ternyata memutari pasar. Mereka menimbang-nimbang. Akhirnya diputuskan, balik lagi ke toko emas. Lalu action.
Hendrik dengan laras panjang, menodong pria yang diduga polisi (ternyata bukan), memerintahkan tiarap. Bersamaan, tiga pelaku merampok dua toko emas. Sempat melepas tembakan ke udara, sebagai gertakan.
Sukses, meraup semua perhiasan di dua toko itu. Mereka bersama lagi, menuju tempat parkir. Saat mereka jalan, kondisi pasar sudah heboh, karena ada letusan. Para pelaku menodongkan ke semua orang. Sampai mereka tiba di tempat parkir.
Ternyata, tukang parkir menghalangi jalan mereka. Langsung ditembak pelaku. Tembakan menyerempet leher tukang parkir, di bawah telinga. Tukang parkir mundur, para pelaku kabur.
Sampai di sini, para saksi tidak tahu kelanjutannya. Karena tidak ada yang berani mengejar pelaku. Penyelidikan melalui rekaman kamera CCTV.
Para pelaku menuju jalan sempit, tempat pemancingan di Batang Kuis, Deli Serdang. Sekitar setengah jam di sana. Lalu mereka keluar. Tetap berboncengan dua motor. Tapi, mereka sudah berganti pakaian.
Tiba di perempatan jalan besar, mereka berpencar. Satu belok kiri, satunya ke kanan. Semua terekam di CCTV. Dari ratusan potongan film CCTV itulah, polisi berhasil menangkap semua pelaku.
CCTV sangat membantu investigasi polisi. Tidak hanya di Indonesia.
Salah satu produsen CCTV terbesar dunia, Abbey Security Services, berpusat di Bury St Edmunds, Inggris, menegaskan itu.
Abbey mempublikasikan, Desember 2017 perusahaan asuransi Inggris, Home Insurance melakukan riset. Mewawancarai 12 penjahat di penjara Inggris.
Hasilnya, semua penjahat itu selalu mewaspadai CCTV dalam setiap kejahatannya. Karena mereka semua tertangkap polisi, antara lain, gegara rekaman CCTV.
Artinya, tulis Abbey, CCTV selain membantu polisi, juga mencegah tindak kejahatan. Sebab, dengan publikasi riset itu, penjahat bakalan takut action.
Kombes Tatan menggambarkan kerja tim Polda Sumut, sangat teliti dan sabar. "Ada bagian rekaman, tidak menunjukkan bagian wajah para pelaku. Tapi di rekaman lainnya, pada sudut pandang berbeda, kelihatan," katanya.
Meski wajah para pelaku tertutup masker dan topi, tapi bentuk wajah dan tubuh kelihatan jelas. Termasuk, setelah mereka berganti pakaian.
Pelaku kejahatan tidak mungkin merusak ratusan CCTV itu, baik sebelum atau sesudah tindak kejahatan. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: