Puzzle Film dari 120 CCTV, Lidik Rampok Emas di Medan
Perampokan toko emas di Medan dan investigasi polisi, menunjukkan dua hal. 1). Kualitas kejahatan naik. 2). Kualitas Polri melejit. Perampokan itu direncanakan rinci. Tim Polda Sumut bekerja cerdas - tekun.
----------------
Polisi sempat 'mati angin' saat investigasi. Tak ada sidik jari pelaku. Tak kelihatan wajah pelaku. Tanpa jejak kendaraan. Tak ada jejak kejahatan.
Polisi mengumpulkan lebih dari 120 rekaman kamera CCTV. Milik Polda Sumut, Pemkot Medan, Pasar Simpang Limun, Dishub, dan individu-individu.
Potongan-potongan rekaman itu dirangkai, bagai main puzzle. Terlacak jejak pelarian pelaku. Sampai pengejaran pelaku. Makan waktu dua pekan.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Sumut, Kombes Tatan Dirsan Atmaja kepada wartawan, Jumat (17/9/2021). mengatakan:
"Ada 120 lebih CCTV yang dilihat untuk mengikuti arah pergi tersangka usai merampok toko emas."
CCTV diambil di sepanjang Jalan SM Raja, Medan menuju Batang Kuis. CCTV itu milik polisi, dinas perhubungan, dan warga. "Juga CCTV rumah, pertokoan warga, juga diambil," ujar Tatan.
Ada 10 polisi, kebanyakan Polwan, bertugas mengamati seluruh rekaman CCTV. 10 Orang ini bekerja 24 jam mantengi rekaman.
Ratusan potongan rekaman film CCTV itu dicocokkan dengan keterangan para saksi yang melihat pelaku. "Semua berperan dalam bidangnya masing-masing," jelas Tatan.
Akhirnya terangkai jalur pelarian pelaku. Jika potongan ratusan film itu disatukan, bisa jadi film faktual pelarian para perampok. Baru-lah kemudian para pelaku dikejar. Tertangkap semua.
Otak pelaku, Hendrik Tampubolon (38). Residivis, dua kali perampokan sebelumnya. Tiga lainnya, Dian (25), Farel (21) dan Paul (32). Semua juga residivis.
Kronologi Perampokan
Berdasar penjelasan Kombes Tatan, perampokan direncanakan matang dan detil. Mirip di film-film kriminal. Otaknya Hendrik, tiga lainnya terima bayaran.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: