Payas Ngidih untuk Lamaran

Payas Ngidih untuk Lamaran

Dilanjutkan dengan empak-empak emas (bancangan). Yaitu kumpulan bunga emas yang menyerupai bentuk semanggi yang dirancang khusus untuk membuat pemasangan bunga menjadi rapi dan kokoh.

Bunga emas yang dibuat menyerupai bunga sandat atau kenanga yang dipasang dibawah kap bunga emas. Biasanya bunga sandat emas yang digunakan dalam Payas Jangkep tidak sebanyak payas agung. Dilengkapi dengan mawar dan baby breath sebagai variasi untuk menambah keindahan menyeluruh dari hasil riasan.

Kelengkapan payas jangkep pada wanita pun cukup banyak. Yang pertama adalah sanggul. Pada aliran payas jangkep, pengantin biasanya menggunakan sanggul tanpa srinata. Dengan hiasan bunga emas dan bunga segar namun tak setinggi dan seberat payas agung.

Lalu memakai setelan kebaya. Untuk atasan, biasanya menggunakan kebaya khas Bali berbahan brokat dengan desain mewah. Dilengkapi dengan korset atau bulang pasang. Sejenis stagen yang digunakan sebelum kebaya. Bulang pasang sendiri memiliki makna sebagai simbol pengontrol emosi.

Proses pemolesan payas ngidih atau payas jangkep oleh Aixa Paramitha yang menghabiskan waktu sampai tiga jam. (Threenity Enterprise untuk Harian Disway)

Tahap terakhir adalah pemasangan senteng. Sejenis selendang sebagai makna pembenaran. Agar wanita sebagai pengajar yang mengarahkan perilaku anak-anaknya sekaligus menjadi sosok pendidik. ”Dipakai di luar kebaya. Namun kali ini saya menggantinya dengan semacam obi agar nampak lebih rapi, dipasangi bros juga,” imbuh Mitha.

Proses pengerjaan riasan menghabiskan waktu dua sampai tiga jam. Secara durasi, Mitha mengatakan kalau kurang lebih sama dengan membuat rias dekoratif dengan tema dari adat lainnya.

Namun, ia menyadari kalau apa yang ditampilkan ini bisa jadi lebih lama kalau mengejar kasta tertinggi. Secara umum, tahap pemolesan wajah kurang lebih sama dengan riasan pada umumnya.

Dimulai dengan skin preparation untuk membentuk kulit wajah menjadi lembab terlebih dahulu. Kemudian masuk ke proses poles dasar baru kemudian ke riasan dekoratif untuk mempertegas detail serta garis wajah. Tahap selanjutnya baru ke pemasangan hiasan kepala.

Dengan detail serta ornamen yang begitu beragam, pengantin yang menggunakan adat Bali harus bergerak dengan ekstra hati-hati. Tentu saja para perias sudah mempersiapkan pengunci supaya dapat terpasang dengan baik.

”Keanggunan serta kelembutan gestur harus jadi poin utama di sini. Supaya segala hiasan dapat awet hingga acara selesai,” katanya. (Ajib Syahrian)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: