Perempuan Kabul Dilarang Bekerja
UNJUK rasa menentang penghapusan Kementerian Urusan Wanita oleh pemerintahan baru Afghanistan terjadi di mana-mana. Termasuk di Kabul, ibu kota Afghanistan. Belasan perempuan menggelar unjuk rasa di depan bekas kantor Kementerian Urusan Wanita kemarin (19/9). Mereka meminta hak-hak perempuan dikembalikan.
”Masyarakat di mana perempuan tidak aktif adalah masyarakat yang sudah mati.” Begitulah bunyi salah satu papan nama seperti dilansir AP. Unjuk rasa itu hanya berlangsung 10 menit. Mereka diminta bubar oleh Taliban.
Penutupan kementerian itu dilakukan pada Jumat (17/9). Digantikan dengan kementerian untuk penyebaran kebajikan dan pencegahan kejahatan. Pembatasan terhadap perempuan kembali ditambah kemarin.
TENTARA Taliban langsung menutup gerbang bekas kantor Kementerian Urusan Wanita di Kabul saat selusin perempuan datang berunjuk rasa. (Foto: BULENT KILIC-AFP)
Wali Kota Sementara Kabul Hamdullah Namony mengumumkan bahwa pegawai perempuan di pemerintah kota Kabul diminta tidak lagi bekerja. Hanya pekerjaan yang tidak bisa digantikan laki-laki yang boleh dilakukan perempuan. Itu juga berlaku bagi swasta.
Di tempat lain, 30 perempuan menggelar konferensi pers. Marzia Ahmadi, seorang aktivis hak asasi dan pegawai pemerintah yang dirumahkan, mengatakan bahwa mereka akan menuntut Taliban membuka kembali ruang publik untuk perempuan.
”Itu hak kami,” katanya. ”Kami ingin berbicara dengan mereka. Kami ingin memberi tahu mereka bahwa kami memiliki hak yang sama dengan mereka,” kata Marzia. Ada 3 ribu pegawai perempuan di Pemkot Kabul. (Tomy C. Gutomo)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: