Belajar Otodidak, Perkakas Beli Sendiri

Belajar Otodidak, Perkakas Beli Sendiri

Passion yang ditekuni secara konsisten akan membawa kita ke mana saja. Sekalipun kesannya seperti bermain-main. Seperti yang dibuktikan oleh Mark Alexander Ierwanto. Berawal dari hobi merakit Gundam, ia sukses menjadi juara dunia. Gelar itu bahkan ia dapatkan ketika masih SMP.

 

MARK ALEXANDER IERWANTO adalah remaja asli Surabaya. Usianya baru 17 tahun. Namun, ia berhasil meraih prestasi gemilang di ranah perakitan model robot Gundam berbahan plastik. Alias gunplay. Tidak tanggung-tanggung, ia adalah juara dunia Junior Course Gunpla Builder World Cup 2018. Waktu itu, ia masih kelas dua di SMP Petra 1 Surabaya.

Ketertarikan siswa SMA Petra 1 itu kepada gunpla dimulai dari menonton serial Gundam di TV. Usianya baru empat tahun kala itu. Karena penasaran, ia lalu melihat tayangan-tayangan yang berhubungan dengan Gundam di YouTube. Dari sana, ia menemukan mainan gunpla.

’’Robot Gundam pertama yang saya miliki justru bukan dari orang tua. Melainkan paman. Lalu nyobain merakit. Ternyata seru juga,’’ kenangnya.

Tanpa sepengetahuan orang tua, Mark membeli sendiri perangkat merakit gunpla. Uang sakunya disisihkan sedikit demi sedikit. Sampai cukup untuk membeli beragam robot. Termasuk perangkat dan alat-alat untuk menunjang perakitan.

Dia belajar secara otodidak dengan melihat video tutorial dari para YouTubers dalam maupun luar negeri. Ia mencari tutorial untuk mode yang ia miliki. Lalu menirukan langkah demi langkah. Menyatukan bagian-bagian kecil menjadi sebuah rangka robot. Hingga menjadi satu kesatuan karakter yang utuh.

Karena Gundam berasal dari Jepang, maka referensinya mayoritas dari YouTuber Negeri Sakura. ’’Saya mengulang-ulang video berbahasa Jepang, terus saya praktikkan sendiri. Meskipun saya ndak paham bahasanya. Yang penting langkahnya diikuti,’’ ungkap remaja kelahiran 9 September 2004 tersebut.

Setelah merasa mahir merakit gunpla dengan model karakter dari internet, Mark punya target lain. Ia berupaya mengkreasikan sendiri karakter impian sesuai imajinasinya. Mulailah ia mendesain robot sendiri. Biasanya hasil modifikasi dari sosok yang sudah ada. Kreativitas dan daya imajinasi perakit benar-benar diasah di sini. Hasilnya pun bisa jadi sangat berbeda dari bentuk robot Gundam pada umumnya.

Namun, ada yang harus dipenuhi. Perangkat yang digunakan semakin rumit. Mark harus membeli beberapa peranti langsung dari Jepang. Karena belum ada di Indonesia. ’’Kalau soal build karakter personal, semua bikin sendiri. Mulai bikin desain, rancang kerangka, ngelem, hingga mengecat. Berkali-kali gagal awalnya. Tapi lama-kelamaan bisa bikin sendiri,’’ ujarnya.

 

Diselamatkan Make-Up Mama

SENYUM LEBAR Mark Alexander ketika menerima trofi juara dunia GBWC 2018
dari Model Graphix Editorial Department Iwao Sekiguchi dan Animation Director GBF Masami Obari.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: