Pacman Bisa Jadi Presiden

Pacman Bisa Jadi Presiden

MANNY PACQUAIO harus benar-benar pensiun dari profesi petinju. Sebab, ia mantap mencalonkan diri sebagai presiden Filipina dalam pemilu tahun depan. Kemarin, senator berusia 42 tahun itu resmi dicalonkan oleh faksi berkuasa di parlemen, PDP-Laban Party.  

Pencalonan itu hanya berjarak beberapa hari setelah faksi rival mencalonkan presiden petahana, Rodrigo Duterte, sebagai wakil presiden. Ia dirancang bakal maju bersama Senator Christopher ’’Bong’’ Go sebagai presiden. Yang mana itu hanya taktik Duterte untuk melanggengkan kekuasaan. Bong menolak dicalonkan. Karena ia ’’Tak mau menjadi suksesor Duterte’’.

’’Aku adalah seorang petarung. Dan aku akan selalu bertarung, baik di dalam maupun di luar ring,’’ tegas Pacman—sapaan Pacquiao—seperti dikutip Reuters. ’’Aku menerima pencalonan sebagai kandidat presiden untuk Republik Filipina,’’ tegasnya dalam sidang pleno PDP-Laban kemarin. 

Selama sidang kemarin, PDP-Laban memberi otoritas penuh kepada Pacman untuk memilih sendiri calon wapresnya. Ada beberapa kandidat yang berdasarkan polling cukup populer di mata masyarakat. Namun, Pacman belum menentukan nama.

Juara dunia tinju di delapan kelas berbeda itu juga menjawab keraguan publik. Yang mempertanyakan kualifikasinya sebagai kandidat presiden. Pacquaio menjawab, ia telah berpengalaman hidup miskin. Baginya, itu bekal bagus untuk memimpin negara. Dan mengentaskan masyarakat dari kemiskinan sistemik.

Pacman juga punya basis pendukung yang cukup bisa diandalkan. Sebagai representasi paling top Filipina di level internasional, ia sukses menjalani karier sebagai politisi. Ia kali pertama mendapatkan kursi anggota DPR pada 2010. Sebagai wakil Provinsi Sangarani. Ia terpilih kembali pada 2013. Sebelum mencalonkan diri sebagai senator pada 2016.

Dalam beberapa bulan terakhir, gesekan antara faksi Pacquaio dan Duterte semakin meruncing. Pacquaio berkali-kali secara lantang menyebut pemerintahan Duterte sebagai sarang koruptor. Lebih korup daripada sebelumnya Ia juga menyindir kedekatan sang presiden dengan Tiongkok.

MANNY PACQUIAO (kanan) bersama Wapres Filipina Jejomar Binay dalam kampanye anggota senat pada 2016. (Foto: Erik de Castro-Reuters via The Times)

 

Soal popularitas, Pacman memang tidak ada duanya di Filipina. Saat ini, ia berada di urutan teratas dalam jajak pendapat. Mengungguli putri Duterte, Sara Duterte-Carpio, yang sebelumnya selalu unggul dalam polling. Dengan rekam jejak sejak menjadi anggota DPR, dan jika mampu menjaga performa selama setahun ke depan, peluang Pacman menjadi presiden sangat besar. 

Juli lalu, ia terpilih sebagai pemimpin PDP-Laban. Itu hanya beberapa pekan setelah ia melancarkan tuduhan korupsi kepada Duterte—yang merupakan mantan sekutunya. Pacman menyatakan, lebih dari 10 miliar peso (atau sekitar Rp 2,85 triliun) dana bantuan Covid-19 yang harusnya disalurkan untuk keluarga miskin, menguap tak berbekas. Itu hanya sedikit penemuan dari upayanya menyelidiki korupsi sang presiden. 

Pacman mengibarkan bendera perang melawan korupsi di tubuh pemerintahan dimulai setelah Senat membuka penyelidikan atas anggaran penanganan Covid-19. Pemerintah memesan obat-obatan dan perlengkapan medis dengan harga yang sudah di-markup begitu tinggi. Ia mencurigai Duterte menggunakan posisinya untuk mempermainkan anggaran.

Duterte menantang Pacman untuk menyebut siapa saja pejabat yang melakukan korupsi. Agar tuduhannya konkret. Bukan hanya sebagai langkah untuk memenangkan hati rakyat. Namun, Pacman malah menjawabnya dengan sinis. ’’Kalian semua akan berakhir di penjara. Waktumu sudah habis,’’ ancamnya. (Retna Christa)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: