Makin Sengit Jelang Coblosan Presiden AS

Makin Sengit Jelang Coblosan Presiden AS

Hari ini, rakyat Amerika Serikat menggelar pemungutan suara untuk memilih siapa yang berhak masuk ke Gedung Putih.-kolase-

HARIAN DISWAY - Pertarungan Kamala Harris dan Donald Trump memasuki detik-detik akhir. Hari ini, Selasa, 5 November 2024, nasib mereka ditentukan oleh warga Amerika Serikat (AS) yang masuk ke bilik suara. Memilih siapakah yang jadi presiden. Apakah Harris? Mungkin juga Trump.

Namun, menjelang pemilihan, tensi justru kian panas. Memang, di sana tidak ada masa tenang seperti di Indonesia. Karena itu, kampanye akhir pada Senin, 4 November 2024 pun dijalankan dengan habis-habisan.

Kedua calon presiden itu memilih datang ke Pennsylvania. Negara bagian ini memang cukup penting. Tergolong swing state. Kadang merah (Republik), kadang biru (Demokrat). Trump berjaya di Pennsylvania pada pemilihan 2016. Tapi, empat tahun berikutnya, ia kalah di negara bagian ini.

Trump dan Harris juga terus menebar perang urat saraf. Trump, taipan berusia 78 tahun tersebut, menjanjikan kemenangan telak dan bakal melenggang ke Gedung Putih. Sedangkan  Harris mengatakan bahwa ini adalah momentum bagi dia untuk menjadi presiden wanita pertama di AS.

BACA JUGA:Kunjungan Menlu Amerika Serikat Anthony Blinken di Israel Seusai Tewasnya Yahya Sinwar

BACA JUGA:Drama Kualifikasi GP Amerika: Norris Raih Pole Position Dibantu George Russell

Sampai sekarang, kedua calon presiden itu memang terlihat imbang. Survei secara nasional tidak ada yang menunjukkan siapa yang unggul. Stasiun televisi NBC bahkan merilis bahwa Trump dan Harris sama-sama memperoleh suara 49 persen.

Karena itulah, mereka habis-habisan di Pennsylvania. Harris mengadakan kampanye besar di kota Philadelphia dengan menampilkan Lady Gaga. Trump pun menggelar rapat akbar di Pittsburgh yang segera disaingi oleh Harris di kota yang sama.


KEMERIAHAN KAMPANYE Kamala Harris di Michigan State University, Michigan, Minggu, 3 November 2024.-Jeff Kowalsky- AFP-

Memang, Harris menghabiskan Senin terakhir sebelum coblosan di Pennsylvania. Sedangkan Trump berkeliling juga ke negara bagian North Carolina dan Michigan.

Apa nilai penting Pennsylvania? Ya, negara bagian ini punya suara terbesar dalam sistem Electoral College di AS. Negara bagian ini punya 19 suara. Artinya, siapa pun yang menang di Pennsylvania diperkirakan akan menang secara nasional.

Anda sudah tahu, pemilihan presiden kali ini memang sarat dengan catatan sejarah. Jika menang, Trump akan menjadi presiden era modern pertama yang dua kali menjabat tidak berurutan. Yang terakhir adalah Grover Cleveland pada 135 tahun lalu.

Selain itu, Trump juga bisa menjadi ketua partai tertua dalam sejarah yang menang pemilihan. Dan tentu saja, terdakwa pertama yang menjadi presiden.


KEMERIAHAN KAMPANYE Trump di negara bagian North Carolina dan Michigan.-Jeff Kowalsky- AFP-

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: