Kontributor Harian Disway, Bud Wichers, Berlindung di Balik Mobil Saat Bom Rusia Diledakkan

Kontributor Harian Disway, Bud Wichers, Berlindung di Balik Mobil Saat Bom Rusia Diledakkan

Detik-detik peledakan bom Rusia oleh tim penjinak bom Ukraina di salah satu lembah di Kiev.-Bud Wichers/Harian Disway-

KIEV, HARIAN DISWAY - Musim dingin di Ukraina telah berlalu. Namun pergerakan warga dan militer masih sangat terbatas. Bom dan ranjau ada di mana-mana. Kontributor Harian Disway Bud Wichers mendapat akses untuk meliput kegiatan tim penjinak bom Ukraina

Bud Wichers sempat kedinginan saat meliput invasi Rusia di Ukraina dua bulan lalu. Suhu saat malam hari bisa -15 derajat celsius di dalam bunker. Suhu di luar ruangan lebih ekstrem: -20 derajat celsius.

Budi tidur bersama warga Kiev dan Lviv di bunker apartemen tanpa mesin penghangat. Mereka sangat tersiksa karena selimut pun terbatas. Kondisi itu diperparah dengan sirene yang terus berbunyi sepanjang malam.

“Sekarang kondisinya berubah. Lumayan panas,” kata Budi melalui pesan suara yang dikirimkan dari WhatsApp. Suhu Ukraina sudah lebih dari 30 derajat celsius. Kondisi itu membuat aktivitas di luar ruangan bisa dilakukan lebih leluasa.


Warga Ukraina mengunjungi rumahnya yang telah hancur di perbatasan Kota Kiev.-Bud Wichers/Harian Disway-

Namun warga tak bisa bergerak bebas. Bom dan ranjau ada di mana-mana. Pihak Ukraina memasang ranjau itu agar Rusia tidak bisa mendekat ke pusat kota.

Di sisi lain, Rusia juga memasang ranjau dan jebakan bom di wilayah yang pernah mereka kuasai. Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menuduh tentara Rusia sengaja memasang ranjau di wilayah Ukraina saat mereka terpukul mundur dari Ukraina. 

Akhir Maret 2022, pasukan Ukraina berhasil merebut kembali kendali lebih dari 30 kota dan desa di wilayah Kiev. Tim pendeteksi ranjau terus bergerak mencari dan menjinakkan ranjau itu.

“Aku ikut tim itu saat proses detonasi,” ujar Budi lalu mengirimkan video peledakan bom itu. Lokasinya berada di sebuah lembah. Bom diletakkan di genangan air. Tim penjinak bom serta Budi memantau dari tebing dengan jarak sekitar satu kilometer.

Budi meletakkan kameranya di pinggiran tebing. Ia berlari ketika tim mulai menghitung mundur. Ledakan pun terjadi. Debu dan puing-puing beterbangan hingga ke arah Budi. “Kami berlindung di balik mobil agar tidak terkena reruntuhan bom itu,” lanjut jurnalis dengan pengalaman 20 tahun di medan perang itu.

Jika dilihat dari ledakannya, bom tersebut bisa menghancurkan tank dalam sekejap. Budi mengatakan, tim penjinak bom terus mencari bom setiap hari. Jalan penghubung antar wilayah harus steril untuk memudahkan pergerakan militer dan evakuasi warga menuju Kiev.

Banyaknya ranjau tersebut membuat kegiatan terpusat di kota. Warga yang tak bisa ke mana-mana berusaha membersihkan puing-puing bangunan yang hancur karena roket. “Banyak warga yang telah mengungsi beberapa bulan ini kembali ke rumahnya. Mereka mendapati semua telah hancur,” kata pria yang suka makan bebek itu.


Bud Wicheres berpose sambil memegang moncong tank Rusia yang sudah hancur di Kota Irpin, Ukraina Selasa, 3 Juni 2022.-Bud Wichers/Harian Disway-

Budi berbicara dengan beberapa warga sekitar. Mereka masih takut bertemu orang asing. Budi memang tidak bisa berbahasa Ukraina. Sebaliknya, banyak warga Ukraina tidak bisa berbahasa Inggris. Karena itulah, di setiap liputannya, Budi selalu membawa seorang penerjemah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: